kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil SUN bisa turun di akhir tahun


Selasa, 30 Mei 2017 / 06:27 WIB
Imbal hasil SUN bisa turun di akhir tahun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Hingga April 2017, posisi utang pemerintah pusat mencapai Rp 3.667,41 triliun. Jumlah itu naik Rp 17,66 triliun dari posisi bulan sebelumnya Rp 3.649,75 triliun. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menunjukkan, jumlah itu terdiri surat utang negara (SUN) sebesar Rp 2.932,69 triliun atau 80% dari total utang. Sementara sisanya Rp 734,71 triliun merupakan pinjaman.

Dari utang itu, pemerintah memiliki kewajiban utang di April 2017 sebesar Rp 49,23 triliun, turun dari bulan sebelumnya Rp 84,13 triliun. Jumlah itu terdiri pembayaran pokok utang jatuh tempo Rp 38,46 triliun dan pembayaran bunga utang Rp 10,77 triliun. Selama lima tahun rata-rata rasio utang pemerintah ke produk domestik bruto (PDB) sebesar 25,66% dari PDB.

Pemerintah berharap status layak investasi (investment grade) dari Standard and Poor's (S&P) akan menurunkan beban utang pemerintah ke depan. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Robert Pakpahan mengatakan, pasca kenaikan peringkat dari S&P, yield SUN bertenor 10 tahun mengalami penurunan 2-14 basis points (bps).

Penurunan yield sejalan dengan peningkatan penawaran yang masuk. Dia mencatat incoming bid lelang SUN rupiah 23 Mei tercatat Rp 43,87 triliun. Dari jumlah ini, penawaran masuk asing Rp 15,31 triliun. Padahal incoming bid lelang SUN pada 9 Mei hanya Rp 24,18 triliun dan dari asing Rp 4,14 triliun. "Kami harapkan yield terus turun. Tetapi tergantung pasar," kata Robert, Senin (29/5).

Meski ada perbaikan peringkat utang, Robert mengaku tak akan mengubah strategi pembiayaan tahun ini. Robert bilang, pemerintah tak akan menambah besaran pembiayaan karena tidak ada perubahan defisit anggaran. Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan menerbitkan SUN berdenominasi yen Jepang di semester pertama tahun ini. Sementara penerbitan SUN berdenominasi euro mundur ke Juli.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi memperkirakan, yield SUN tenor 10 tahun tidak akan menurun signifikan. Sebab, penurunan yang lebih besar akan tertahan kenaikan suku bunga The Fed. "Kecuali kalau Japan Credit Rating, Fitch, atau Moody's mengerek rating Indonesia lagi tahun ini," kata Eric.

Eric bilang, apabila lembaga rating lain meniru langkah S&P terhadap posisi Indonesia, maka ia memperkirakan yield SUN tenor 10 tahun bisa menurun ke 6,7%-6,8%.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan yield SUN Indonesia akan turun seiring dengan turunnya premi Indonesia. Pihaknya memperkirakan, yield bisa turun ke 6,85% di akhir tahun. Sebab, kenaikan suku bunga acuan The Fed sudah diperhitungkan para investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×