Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurunnya imbal hasil obligasi pemerintah dinilai akan mengurangi beban bunga utang dan juga menjaga daya tarik investor baik domestik maupun global.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mencatat, imbal hasil alias yield obligasi pemerintah mengalami penurunan sebesar 88% basis poin (bps) secara secara year to date (ytd).
Sebagaimana diketahui, realisasi yield SBN dengan tenor 10 tahun mencapai 6,77% ytd, berdasarkan data lelang Surat Utang Negara (SUN) terakhir pada 7 Oktober 2025. Sementara dalam target APBN, yield SBN 10 tahun mencapai 6,7%.
Purbaya menyebut, penurunan yield SBN sebesar 88% ytd tersebut jauh lebih dalam dibandingkan negara peers, seperti Thailand turun 75,2% ytd, Malaysia 34,1% ytd, India 23,7% ytd, dan Saudi Arabia 39,2% ytd.
Baca Juga: Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Turun, Cermati Prospeknya Hingga Akhir Tahun
“Ini menjadikan, sinyal positif bahwa persepsi risiko terhadap indonesia semakin menurun. Sekaligus mencerminkan aktivitas efektivitas bauran kebijakan kita dalam menjaga stabilitas dan daya tarik pasar surat utang domestik,” tutur Purbaya dalam konferensi pers, Selasa (14/10/2025).
Sejalan dengan itu, Purbaya juga menyebut kepercayaan terhadap surat utang Indonesia saat ini cukup baik. Menurutnya, hal ini menguntungkan karena penerbitan surat utang nantinya dapat dilakukan dengan bunga yang lebih rendah, sehingga biaya modal menjadi lebih murah dibandingkan sebelumnya.
“Jadi kepercayaan kepada surat utang kuta bagus. Menurut saya untung, kenapa? Karena nanti penerbitan surat utang bunganya lebih murah. Jadi cost of capital saya menjadi lebih murah dari sebelumnya,” jelasnya.
Baca Juga: Pemerintah akan Merilis SBR014, Masih Menarik dengan Perkiraan Kupon 6,35%-6,4%
Ia juga menilai kondisi tersebut mencerminkan kepercayaan investor asing maupun domestik terhadap prospek perekonomian Indonesia yang dinilai stabil dan berpotensi semakin baik kedepannya.
Untuk diketahui, Per Juni 2025, total outstanding utang pemerintah tercatat sebesar Rp 9.138,05 triliun, dengan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 39,86%.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, posisi utang tersebut terdiri dari pinjaman sebesar Rp 1.157,18 triliun dan penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 7.980,87 triliun. Total utang ini sedikit menurun dibandingkan posisi Mei 2025 yang mencapai Rp 9.177,48 triliun.
Baca Juga: Tak Lagi di SRBI, Perbankan Kini Kembali Menempatkan Dananya di Obligasi Pemerintah
Selanjutnya: Penerimaan Pajak Hingga September 2025 Menyusut 4,4%
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Snack Fair Periode 1-15 Oktober 2025, Beli 1 Gratis 1 Lay’s-Cheetos
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News