kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.287   21,00   0,13%
  • IDX 7.191   50,78   0,71%
  • KOMPAS100 1.030   4,26   0,42%
  • LQ45 783   3,61   0,46%
  • ISSI 236   2,19   0,93%
  • IDX30 404   1,74   0,43%
  • IDXHIDIV20 466   3,14   0,68%
  • IDX80 116   0,64   0,56%
  • IDXV30 119   1,51   1,29%
  • IDXQ30 129   0,51   0,40%

Ikatan Keluarga Maluku : Warga Ambon harus menahan diri


Senin, 12 September 2011 / 17:10 WIB
Ikatan Keluarga Maluku : Warga Ambon harus menahan diri
ILUSTRASI. Orang-orang memakai masker di Beijing, China, 15 Oktober 2020. (The Yomiuri Shimbun/Koki Kataoka)


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Test Test

JAKARTA. Warga Kota Ambon diminta menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memperkeruh suasana di kota tersebut. "Kami meminta seluruh warga Kota Ambon, khususnya dua kelompok yang bertikai, untuk menahan diri dan tak mudah terprovokasi dengan berbagai isu yang membuat panas suasana. Segera akhiri konflik, dan jangan mengulang kembali konflik serupa tahun 1999 silam," demikian himbauan Denny Tulaseket, Wakil Ketua Ikatan Keluarga Maluku (IKM) Jawa Tengah dalam siaran pers, Senin (12/9).

Denny mengatakan, masalah kriminal yang melatarbelakangi konflik di Ambon seharusnya diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku. Warga jangan terpancing dan terprovokasi isu-isu menyesatkan sehingga terjadi konflik yang merugikan semua pihak.

"Kami meminta aparat keamanan untuk mencari dan menangkap para pelaku kerusuhan, termasuk mengungkap siapa saja dalang atau otak intelektual dalam kerusuhan tersebut. Kami juga meminta aparat bertindak objektif, netral dan tak memihak salah satu kelompok," tegasnya.

Dia mengatakan, konflik berkepanjangan di Kota Ambon pada 1999 terbukti meluas menjadi konflik berbau suku, agama, dan ras (SARA) di sejumlah wilayah lain di Maluku. Untuk itu, IKM Jateng yang merupakan wadah silaturahmi bagi warga asal Maluku di Jawa Tengah, mengimbau kelompok yang bertikai di Kota Ambon untuk segera mengakhiri konflik, duduk satu meja dengan pikiran jernih, dan berikrar merajut ikatan perdamaian yang hakiki.

"Mari kita ciptakan Ambon yang damai dan tenteram. Tradisi Pela Gandong yang dianut warga Maluku seharusnya menjadi pemersatu, mengingatkan bahwa kita masih satu gandong (sekandung), satu darah, dan basudara (bersaudara)," tukasnya.

Sekadar catatan, kemarin (11/9) terjadi bentrokan dua massa di Kota Ambon. Bentrokan ini dipicu berita soal kematian seorang tukang ojek, Darfing Saiman. Berita kematian Darfing beredar melalui pesan pendek yang mengatakan Darfing dibunuh ketika mengantar seorang penumpang pada Sabtu pekan silam. Padahal, menurut hasil otopsi polisi, Darfin meninggal karena kecelakaan murni.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×