kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG anjlok, FKSSK gelar rapat mendadak malam ini


Senin, 19 Agustus 2013 / 23:36 WIB
IHSG anjlok, FKSSK gelar rapat mendadak malam ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di?kantor cabang BCA./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (19/6) memberi isyarat kuat ancaman bakal runyamnya perekonomian Indonesia. Malam ini, Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) menggelar rapat mendadak di Kementerian Keuangan RI.

Forum yang beranggotakan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan itu akan membahas langkah apa yang harus dilakukan Pemerintah menghadapi kondisi ini.

Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan FKSSK selalu melakukan pertemuan untuk merespon kondisi poerekonomian Indonesia. Cuma, pertemuan malam ini agak istimewa karena membahas pelemahan indeks yang terjadi hari ini.

"Depresiasi (rupiah) dan jatuhnya stock market Indonesia lebih besar daripada Thailand dan India," ujar Chatib, Senin (18/8) malam di gedung Kementerian Keuangan. Seperti diketahui, hari ini nilai tukar rupiah sudah berada di level Rp 10.451 per US$, selain itu nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melorot sebesar 5,5% menjadi 4.313 di akhir penutupannya.

Namun, meski begitu menurut Chatib kondisi itu jangan terlalu dihawatirkan, sebab Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami hal tersebut.Ia mengatakan, faktor eksternal lebih besar pengaruhnya terhadap kondisi tersebut. "Kalau hal ini terjadi di beberapa negara menunjukan kalau ini disebabkan oleh kondisi global," katanya.

Meski demikian, ia tidak menampik ada faktor dalam negeri yang membuat respon pasar negatidf terhadap pasar uang dan pasar saham itu. Adapun permasalahan internal yang dimaksud Chatib itu adalah defisit neraca transaksi berjalan atau current account yang meningkat sebesar 4,4%.

Defisit current account itu menurutnya karena permasalahan impor, terutama impor migas, ditambah masih belum optimalnya ekspor. Namun menurutnya, kondisi current account ke depannya akan membaik. Alasannya adalah karena nilai impor akan berkurang seiring berkurangnya kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi.

Lalu kebijakan apa yang akan dilakukan pemerintah terhadap kondisi ini, Chatib bilang semuanya masih dibahas oleh FKSSK. "Tunggu saja, masih dibahas malam ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×