kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IDI sebut tes PCR mampu deteksi varian baru virus corona


Selasa, 29 Desember 2020 / 12:09 WIB
IDI sebut tes PCR mampu deteksi varian baru virus corona
ILUSTRASI. Virus corona SARS-CoV-2 pemicu pandemi Covid-19.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban mengatakan, PCR test tetap bisa mendeteksi varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris.

“Tes PCR tetap bisa mendeteksi (Covid-19) varian baru, jadi tidak perlu khawatir mendiagnosisnya,” kata dia di Graha BNPB, Selasa (29/12).

Zubairi menyebut, Covid-19 varian baru memiliki daya menular 71% lebih cepat dari yang sebelumnya. Varian baru virus corona ini juga telah ditemukan di beberapa negara diantaranya Belanda, Prancis, Denmark, Australia dan Singapura.

Ia meminta semua pihak mencegah dan mewaspadai varian baru virus corona ini. Apalagi dalam seminggu terakhir, penambahan kasus positif di Indonesia terbilang meningkat. 

Lebih lanjut, Zubairi bilang, meski lebih cepat menular, varian baru virus corona ini tidak lebih mematikan dari virus corona sebelumnya.

Baca Juga: IDI: Varian baru virus corona di Inggris, 71% lebih menular

“Lebih mudah menular 71% dari yang sebelumnya, namun para ahli menyebutkan tidak lebih mematikan,” kata dia.

Jubir Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito juga meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan 3M. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah adanya varian baru virus corona. 

Sebab, munculnya varian baru virus corona karena masih adanya penularan yang cukup tinggi. Pemerintah juga terus melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 di daerah.

Wiku menyebut, mutasi baru saat ini sedang diteliti dan belum ada indikasi menyebabkan ketidakefektifan vaksin. Artinya vaksin yang dikembangkan sekarang masih bisa dinilai efektif digunakan dalam rangka mencapai herd immunity.

“Tapi kami harus selalu melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan bukti – bukti baru. Vaksin yang ada sekarang sementara masih efektif,” pungkas Wiku.

Selanjutnya: Banyak tetangga terkena Covid-19, simak cara mencegah virus corona masuk ke rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×