kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ICAEW: Prospek ekonomi ASEAN tetap positif


Selasa, 06 September 2016 / 14:12 WIB
ICAEW: Prospek ekonomi ASEAN tetap positif


Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Kinerja ekonomi ASEAN dalam beberapa tahun ini terlihat melaju lebih pesat dibandingkan dengan pasar utama berkembang lainnya. Tingkat rata-rata produk domestik bruto (PDB) tahunan ASEAN dalam jangka waktu 2011-2015 bertahan sebesar 5%. Angka tersebut melampaui laju rata-rata PDB Afrika (3,4%), Timur Tengah (3,1%) dan Amerika Latin (2,1%).

The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) dalam laporan bertajuk ICAEW Economic Insight: South East Asia, menyebutkan, faktor penting yang berhasil menyokong ketahanan ekonomi ASEAN adalah rendahnya ketergantungan terhadap komoditas, daya saing yang meningkat, serta rasio utang terhadap PDB yang stabil rendah.

ICAEW melihat prospek ekonomi ASEAN terlihat tetap positif. Pemulihan perdagangan internasional yang stabil dan turut membuka prospek ekspor dan investasi umum mempunyai peran yang penting bagi perkembangan ekonomi sejumlah negara ASEAN. 

Namun, hubungan perdagangan serta ikatan finansial yang erat dengan China tetap menjadi penggerak penting dalam menentukan nasib kawasan ASEAN. Penurunan drastis ekonomi China akan berdampak besar pada ASEAN. "Perusahaan harus bisa mempertahankan arus modal yang kokoh untuk memastikan peluang-peluang bisnis tidak hilang,” kata Priyanka Kishore, ICAEW Economic Advisor & Oxford Economics Lead Economist. 

ICAEW memperkirakan, pada tahun 2017, akan terjadi peningkatan investasi yang pesat di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, serta peningkatan kecil di Vietnam. 
Agar dapat mendanai investasi tersebut, perusahaan harus siaga mempunyai pasokan keuangan yang kuat untuk memungkinan peluang proyek investasi.

Menurut laporan ‘Control Risks Economic and Political Risk Evaluator’ oleh Oxford Economics, terjadinya pertumbuhan berbeda antar negara ASEAN disebabkan oleh banyaknya peraturan yang menghambat kemampuan perusahaan untuk saling berdagang. Berbagai langkah penting harus dilaksanakan untuk mengatasi isu tersebut sehingga dapat membantu membentuk fondasi bagi investasi swasta dan inovasi yang lebih besar.

Mark Billington, Regional Director ICAEW South East Asia, mengatakan, Indonesia sudah siap mendapatkan anggaran investasi pada tahun-tahun mendatang. Untuk mendukung investasi dan pertumbuhan menengah Indonesia, pemerintah harus memastikan persediaan kredit yang lancar untuk disalurkan ke sektor yang paling produktif.

Menurut laporan tersebut, meningkatnya daya saing Indonesia telah mendorong bertambahnya aliran perdagangan, lapangan kerja, investasi bisnis, dan tingkat belanja konsumen. ICAEW memperkirakan, pertumbuhan investasi Indonesia pada 2017 sebesar 6,2%. Penambahan investasi umum akan menunjang meningkatknya pertumbuhan PDB Indonesia pada 2016 menjadi sebesar 5% dan 2017 sebesar 5,2%. 

Laporan ICAEW juga menyebutkan, kinerja ekonomi Vietnam paling menonjol di ASEAN. Pertumbuhan PDB Vietnam pada 2016 diperkirakan 6,5% dan menjadi 7% pada tahun 2017. Sementara, ekonomi Malaysia diperkirakan akan terus meningkat dalam 18 bulan ke depan. 

Pertumbuhan PDB Malaysia diperkirakan meningkat dari 4,3% pada 2016 menjadi 4,5% pada 2017. Sedangkan ekonomi Singapura masih akan didukung oleh aktivitas sekotr jasa. ICAEW memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Singapura pada tahun depan akan meningkat menjadi 2,2% jika perdagangan internasional terus membaik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×