kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

IA-CEPA berlaku, ekonom CORE berharap Indonesia bisa kerek ekspor ke Australia


Sabtu, 11 Juli 2020 / 11:03 WIB
IA-CEPA berlaku, ekonom CORE berharap Indonesia bisa kerek ekspor ke Australia
ILUSTRASI. Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) mulai berlaku


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjanjian dagang antara Indonesia dan Australia sudah berlaku mulai 5 Juli 2020 lalu. Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) ini diharapkan bisa menjadi jalan bagi Indonesia untuk memulihkan perekonomian di tengah tekanan wabah Covid-19. 

Selama ini, Indonesia memang memiliki sejumlah perjanjian perdagangan bilateral seperti Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA), Chili Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) dan sebagainya. 

Namun, menurut ekonom CORE Piter Abdullah menilai, sejumlah perjanjian dagang bilateral yang dilakukan Indonesia belum maksimal. “Sejauh ini perjanjian-perjanjian itu belum berdampak positif terhadap ekspor dan investasi Indonesia. Justru bisa lihat sendiri ekspor Indonesia di tahun 2018 dan 2019 sebelum wabah terus menurun,” kata dia kepada Kontan.co.id, Sabtu (11/7). 

Baca Juga: IA-CEPA berlaku, Kadin optimistis daya saing produk Indonesia meningkat

Piter pun berharap IA-CEPA bisa mengerek ekspor dan investasi Indonesia. Dengan kenaikan ekspor dan investasi maka pertumbuhan ekonomi atau PDB di Indonesia dapat meningkat. 

Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak terlihat hanya asyik dalam membuat perjanjian dagang namun tidak memanfaatkannya secara maksimal. 

“Negara partner memanfaatkan dengan serius perjanjian dengan Indonesia kemudian mendorong impor kita yang justru semakin besar sehingga neraca perdagangan Indonesia semakin defisit,” pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×