Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan prakiraan hujan dasarian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat indikasi di awal Februari akan muncul peluang penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua.
Hujan dengan intensitas tinggi hingga Rabu (5/2) berpotensi terjadi di wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Sementara menghadapi periode hujan tinggi di Februari-Maret 2020, perlu mewaspadai potensi banjir di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
Baca Juga: Apakah besok akan hujan di Jabodetabek? Begini prediksi BMKG
Dalam membuat prakiraan cuaca dan iklim, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, lembaganya mengawali dengan melakukan analisis data pengamatan cuaca dan fenomena atmosfer. Lalu, analisis Model Numerik Cuaca dan diakhiri dengan pembuatan keputusan akhir oleh prakirawan.
"Data yang digunakan dalam pembuatan prakiraan cuaca dan iklim sangat beragam, mulai pengamatan, fenomena atmosfer, hingga data model numerik cuaca. Jadi, input yang digunakan dalam pembuatan prakiraan cuaca tidak hanya data satelit dan model numerik," katanya dalam siaran pers, Senin (3/2).
Nah, berikut wilayah yang berpotensi cukup tinggi terjadi banjir:
Baca Juga: BMKG: Sepekan ke depan waspadai hujan lebat dan gelombang tinggi
Nah, berikut wilayah yang berpotensi cukup tinggi terjadi banjir:
- Banten (Pandeglang, Serang, Tangerang, Tangerang Selatan, Lebak)
- DKI Jakarta
- Jawa Barat (Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Depok, Sukabumi, Tasikmalaya, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sumedang)
- Jawa Tengah (Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal, Klaten, Pekalongan, Semarang, Surakarta, Tegal, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Rembang, Sragen, Sukoharjo, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo)
- DI Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kulonprogo, Sleman)
- Jawa Timur (Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Kediri, Madiun, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Surabaya, Lamongan, Lumajang, Magetan, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Tuban, Tulungagung)
- Sulawesi Selatan (Barru, Bone, Enrekang, Gowa, Jeneponto, Makassar, Palopo, Pare pare, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Maros, Pangkajenen Kepulauan, Pinrang, Sidenrang Rappang, Takalar, Toraja Utara, Wajo)
- Sulawesi Tengah (Sigi)
- Sulawesi Tenggara (Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara)
- Papua (Deiyai, Mamberamo Raya, Nabire, Dogiyai, Mimika, Mamberamo Tengah, Keerom, Paniai)
Meskipun kondisi iklim tahun ini mendekati pola normalnya, BMKG tetap mengharapkan kementerian dan lembaga terkait serta masyarakat luas tetap waspada terhadap potensi dan risiko bencana terkait iklim dan cuaca hidrometeorologi di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News