Reporter: Handoyo | Editor: Johana K.
JAKARTA. Target Pemerintah untuk meningkatkan ekspor hingga 300% dalam lima tahun kedepan mendapat banyak kritik. Target tersebut dinilai terlalu ambisius sehingga sulit untuk dapat direalisasikan. Catatan saja, pertumbuhan ekspor dari rata-rata negara di dunia kenaikannya hanya 3,8% per tahun.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan, dengan realitas ini maka sewajarnya ada koreksi atau revisi terhadap target yang telah ditetapkan tersebut. "Jadi ayo koreksi yang tidak benar itu," kata Faisal, Senin (23/2).
Catatan saja, bila menggunakan dasar target ekspor tahun 2014 yang mencapai US$ 176 miliar, maka pada tahun 2019 mendatang ekspor Indonesia harus sebesar US$ 528,9 miliar. Tantangan kinerja ekspor Indonesia juga semakin berat lantaran ekspor migas terus menurun.
Bila pemerintah tetap menargetkan ekspor tumbuh lebih dari tiga kali lipat, maka sektor non migas harus digenjot. Untuk menutup kekurangan tersebut, maka setidaknya ekspor non migas pertumbuhannya harus harus mencapai 24% setiap tahunnya.
Hendri Saparini, Direktir Eksekutif Core mengatakan, pihaknya cukup mengapresiasi langkah pemerintah dengan menargetkan ekspor yang tinggi tersebut. Meski demikian, perlu ada catatan untuk meraih target itu.
Menurut Hendri, dalam upaya meningkatkan kinerja ekspor tersebut pemerintah seharusnya terlebih dahulu menentukan produk-produk yang menjadi andalan. "Seberapa kompetitif produk kita," ujar Hendri.
Selama ini, ekspor Indonesia masih mengandalkan produk primer alias komoditas yang prosentasenya mencapai lebih dari 65%, sementara untuk produk manufaktur hanya sebanyak 35%. Padahal, produk komoditas sangat riskan terhadap gejolak harga pasar.
Menaggapi tanggapan miring tersebut, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel bilang pihaknya tidak bergeming. Dia masih tetap optimis target ekspor 300% seperti yang di cita-citakan akan tetap menjadi acuan.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kerjasama dari beberapa pihak yang terkait untuk dapat merealisasikannya. "Kita mau apa tidak, kita mau optimis atau tidak. Sebagai Mendag optimis," ujar Rachmat.
Sebagai langkah untuk mengejar terget tersebut, Kemendag akan memaksimalkan ITPC dan Atdag di luar negeri. Dengan itu, investor yang akan masuk ke dalam negeri akan divasilitasi dan didampingi dalam prosesnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













