Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meresmikan Holding Danareksa pada Rabu (20/07). Holding BUMN yang disebut-sebut sebagai Holding BUMN spesialis transformasi tersebut beranggotakan 10 BUMN di tahap I pembentukan holding ini.
Kesepuluh anggota holding BUMN tersebut meliputi PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
Lalu, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Nindya Karya, PT Balai Pustaka, dan PT Kliring Berjangka Indonesia, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2022 tentang penambahan penyertaan modal negara Republik Indonesia ke modal saham Danareksa yang telah diundangkan pada 24 Januari 2022 lalu.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, pembentukan Holding Danareksa dilakukan sebagai upaya percepatan transformasi kinerja BUMN.
“Kami membentuk namanya Holding Danareksa untuk mengawal para perusahan-perusahaan BUMN yang tidak masuk klaster (yang telah dibentuk sebelumnya),” ujar Erick dalam acara peresmian Holding Danareksa di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (20/7). “Jangan ini dianggap anak tiri, potensinya luar biasa,” imbuhnya lagi.
Baca Juga: Kementerian BUMN Terus Mengawal Proses Pembentukan Holding Danareksa Tahap II
Anggota BUMN yang tergabung dalam Holding Danareksa umumnya merupakan BUMN skala kecil dan menengah dengan nilai aset Rp 3,5 triliun. Dengan bergabungnya kesepuluh anggota BUMN di tahap I holdingisasi, total aset Holding Danareksa mencapai Rp 49,1 triliun.
Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono mengatakan, pihaknya sudah memiliki sejumlah rencana kerja untuk memacu kinerja pasca peresmian holding dengan fokus yang berbeda-beda di tiap sektor. Pada sektor kawasan industri misalnya, Holding Danareksa bakal berfokus melakukan standardisasi kawasan industri. melakukan peningkatan layanan, serta memikat minat customer untuk masuk ke kawasan-kawasan industri milik holding.
Pada sektor lainnya, untuk Balai Pustaka misalnya, Holding Danareksa bakal mentransformasikan Balai Pustaka menjadi IP Licensing Company.
“Hak kekayaan intelektual Balai Pustaka itu banyak ya, ada Siti Nurbaya, Panji Sumirang, teman-temen seumuran kita juga kan belajarnya dari Balai Pustaka. itu kan bisa di-digitize, dan di-monetize,” terang Arisudono di acara yang sama (20/7).
Kalau dijembrengkan, sejumlah strategi Holding Danareksa untuk mentransformasikan bisnis anak-anak usahanya antara lain meliputi;
(1) menyiapkan perusahaan Subklaster Kawasan Industri menjadi kelompok pengelola kawasan dengan range lokasi dan layanan dukungan yang lengkap bagi investor,
(2) menyiapkan Perusahaan Pengelolaan Aset menjadi perusahaan turnaround terdepan di Indonesia dalam bidang restrukturisasi, pengelolaan NPL, dan investasi,
(3) mentransformasikan Nindya Karya menjadi perusahaan konstruksi berbasis Green Environmental Development (ESG),
(4) mentransformasikan Balai Pustaka menjadi IP Licensing Company,
(5) menjadikan Kliring Berjangka Indonesia sebagai perusahaan digital berlisensi Kliring dengan memanfaatkan peluang perkembangan dan penguasaan teknologi.
Dalam peta jalan Kementerian BUMN, rencananya masih ada 6 BUMN lagi yang akan diinbreng-kan ke dalam Holding Danareksa pada tahap II nanti. Keenamnya adalah Virama Karya, Indra Karya, Yodya Karya, Bina Karya, Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta 2.
Menurut proyeksi Arisudono, total aset konsolidasi Holding Danareksa akan meningkat menjadi sekitar Rp 70 triliun setelah keenam BUMN tersebut bergabung di tahap II nanti.
Sementara itu, laba bersih Holding Danareksa ditargetkan tumbuh secara agresif. Arisudono tidak merinci berapa persisnya tingkat pertumbuhan agresif yang dimaksud.
“Target kita (realisasi) tahap II di akhir tahun ini, tapi kami akan usahakan agar bisa lebih cepat,” tutur Arisudono.
Sedikit informasi, proforma total laba bersih konsolidasi Holding Danareksa dari kesepuluh BUMN yang sudah bergabung di tahap I berjumlah Rp 468,6 miliar di tahun 2020 lalu meningkat menjadi Rp 796 miliar di tahun 2021.
Jika keenam BUMN yang direncanakan bergabung di tahap II, yakni Virama Karya, Indra Karya, Yodya Karya, Bina Karya, Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta 2, turut dikonsolidasikan, laba bersih konsolidasi Holding Danareksa diklaim mendekati Rp 1 triliun.
Baca Juga: Bergabung dengan Holding Danareksa, Bisnis KBI Diharapkan Terus Berkembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News