kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Hitungan BI, Dampak PPN 12% Minim Ke Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi


Rabu, 18 Desember 2024 / 17:16 WIB
Hitungan BI, Dampak PPN 12% Minim Ke Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
ILUSTRASI. Lanskap kota dengan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (17/12/2024). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis) Dampak kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025 dinilai akan mengerek inflasi domestik.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dampak kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025 dinilai akan mengerek inflasi domestik.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida Suwandi Budiman menyampaikan, biasanya bila tarif PPN meningkat, maka akan mempengaruhi kenaikan harga.

Bila melihat historis kebelakang, Aida menghitung setidaknya dampak kenaikan tarif PPN tersebut akan menambah inflasi sekitar 0,2%.

“Apakah ini benar? Jawabanya tidak. Karena hasil perhitungan kami dari proyeksinya dia sekitar sedikit di atas dari 1,5%-3,5% dari target inflasi kita pada 2025,” tutur Aida dalam konferensi pers, Rabu (18/12).

Meski begitu, Ia membeberkan, kenaikan harga tidak hanya dipengaruhi oleh tarif PPN saja. Melainkan juga dipengaruhi oleh faktor harga komoditas global. Sehingga ketika harga komoditas global turun, maka harga kebutuhan pokok bisa turun.

Baca Juga: Menteri Maman Ungkap Insentif PPN Rp 265 Triliun di 2025, 90% untuk UMKM

Meski begitu, Aida menyampaikan, BI akan tetap melakukan konsistensi antara kebijakan moneter dalam mengarahkan ekspektasi inflasi agar tetap dalam target sasaran 1,5%-3,5%.

Disamping itu, sinergi pengendalian inflasi TPIP/TPID melalui GNPIP, dan pengaruh base effect harga pangan akan dilakukan untuk menjaga inflasi.

Lebih lanjut, terkait dampaknya ke pertumbuhan ekonomi, Aida juga menyebut dampaknya tidak terlalu besar, yakni sekitar 0,02% hingga 0,03%.

Dampak yang minim ini dinilai berkat adanya sejumlah paket kebijakan pemerintah untuk meredam dampak dari kenaikan PPN.

Sebagai contoh, stimulus yang diberikan adalah memberikan insentif PPN ditanggung pemerintah (DTP) 1%, atau hanya dikenakan tarif 11% saja. Barang-barang pokok yang tetap dikenakan tarif 11% yakni, minyak goreng dengan kemasan Minyakita, tepung terigu dan gula industri.

Kemudian, memberikan bantuan pangan dan beras bagi desil 1 dan 2 ini sebesar 10 kg per bulan. Serta untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, daya listrik yang terpasang di bawah atau sampai 2200 volt ampere (VA) diberikan biaya diskon sebanyak 50% untuk 2 bulan.

Baca Juga: Bidik Marketing Sales Rp 1,8 Triliun, Puradelta Lestari Incar Calon Tenant Baru

Selanjutnya: Menengok IPO OBAT, Pemain Maklon Milik Politisi Golkar, Dahlan Iskan Jadi Petinggi

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana Saja? Ini Prakiraan Cuaca Besok (19/12) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×