kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Hipmi ingin menteri perkuat pasar domestik


Rabu, 12 Agustus 2015 / 20:53 WIB
Hipmi ingin menteri perkuat pasar domestik


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menginginkan berbagai menteri yang terkait dengan sektor perekonomian nasional dapat memperkuat pasar domestik guna menghidupkan kelesuan ekonomi di Tanah Air.

"Masukan dari Hipmi, kabinet fokus perbaiki dan perkuat pasar domestik," kata Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia di Jakarta, Rabu (12/8).

Menurut Bahlil, pihaknya juga menyambut baik formasi baru menteri ekonomi Kabinet Kerja yang baru dirombak oleh Presiden RI Joko Widodo.

Bahlil juga menginginkan agar formasi baru tersebut segera memperbaiki masalah internal perekonomian dan jangan terus menyalahkan pihak luar.

Terkait dengan sosok Darmin Nasution yang baru diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Ketum Hipmi berpendapat hal itu tepat. Darmin dianggap mampu melakukan berbagai terobosan saat menjabat di posisi sebelumnya. 

"Saat menjadi Dirjen Pajak, Darmin bikin NPWP yang mendorong peningkatan perolehan pajak. Sewaktu Gubernur BI, Darmin bikin beberapa regulasi yang berpihak kepada dunia usaha. Kami yakin akan ada terobosan lagi dari beliau," ujar Bahlil.

Namun, ia juga mengemukakan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini sangat berat antara lain karena pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama lalu 4,71% year on year, diikuti pelambatan di kuartal kedua yang hanya tumbuh 4,67%. 

Bahlil mengatakan, perekonomian global memang sedang mengalami kelesuan dan berimbas pada penurunan permintaan akan komoditas di dalam negeri.

"Sayangnya, kelesuan itu diikuti pula oleh rendahnya serapan pasar domestik yang berujung pada penurunan penjualan di semua sektor hingga membuat perekonomian tumbuh rendah di bawah 5% dalam dua kuartal pertama tahun ini," katanya.

Dia memaparkan, tantangan menteri-menteri ekonomi baru ini yakni pelemahan konsumsi dan rendahnya serapan anggaran pemerintah sehingga program APBN masih belum terlalu tampak wujudnya pada perekonomian nasional.

Menurut pantauan Hipmi, pelemahan daya serap anggaran ini tak lepas dari tingginya rasa takut dari kementerian dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan APBN dan APBD untuk mengeksekusi berbagai proyek.

Pada sisi lain, kata Bahlil, tantangan menteri baru ini yakni melemahnya pasar domestik tak lepas dari pengetatan kebijakan dan anggaran yang dilakukan sendiri oleh pemerintah hampir di semua kementerian dalam berbagai regulasi.

Padahal, lanjutnya, untuk menggenjot perekonomian secara teoritis harus dilakukan relaksasi baik dari sisi regulasi maupun aspek hukum.

"Dari sisi anggaran sangat sedikit yang masuk ke sistem perekonomian, sementara dari sisi regulasi terlalu banyak pengetatan sehingga minat sektor swasta untuk berinvestasi sangat rendah. Teorinya, kalau ekonomi mau tumbuh harus banyak kelonggaran dan bahkan berbagai insentif," ucapnya. (Muhammad Razi Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×