Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendorong komitmen alih teknologi. Hal itu dalam rangka penerapan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA). Alih teknologi memang menjadi salah satu yang didorong dalam kerja sama tersebut.
"Harus ada komitmen dari pemerintah Australia untuk alih teknologi, sampai sekarang ukuran secara kualitatif mengenai alih teknologi belum terlihat cukup jelas," ujar Wakil Ketua Hipmi Anggawira saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (5/7).
Baca Juga: Catatan Hipmi atas kebijakan relaksasi kredit
Alih teknologi penting untuk mendorong produksi di Indonesia. Terutama bagi sektor agrikultur yang juga menjadi salah satu impor terbesar Indonesia dari Australia. "Harus menjadi perhatian terutama untuk produk pertanian," terang Anggawira.
IA-CEPA sendiri memang dinilai harus dipandang lebih hati-hati. Terutama dalam konteks agrikultur yang dapat diproduksi Indonesia.
Dalam IA-CEPA terdapat pembukaan akses dan perlindungan investasi. Sehingga mendorong masuknya investor Australia ke Indonesia terutama di sektor-sektor yang diminati Australia seperti pendidikan tinggi, pendidikan vokasi, kesehatan, industri, konstruksi, energi, pertambangan, dan pariwisata.
Baca Juga: HIPMI: Perlu adanya instrumen monitoring dan evaluasi PMK No 71 tahun 2020
Sedangkan dari segi people to people dan pembangunan sumber daya manusia, Indonesia juga akan mendapatkan program kerja sama ekonomi. Hal itu seperti pendidikan vokasional dan program magang yang disusun berdasarkan kebutuhan sektor Industri Indonesia.
Juga tersedianya visa magang di sembilan profesi di sektor prioritas dan adanya visa work and holiday. Sembilan sektor prioritas yaitu pendidikan, pariwisata, telekomunikasi, pengembangan infrastruktur, kesehatan, energi, pertambangan, jasa keuangan, teknologi informasi dan komunikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News