kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Hingga Oktober 2012, belanja anggaran hanya 43,7%


Sabtu, 17 November 2012 / 07:49 WIB
Hingga Oktober 2012, belanja anggaran hanya 43,7%
ILUSTRASI. Mengonsumsi nanas bisa jadi cara mengatasi hidung tersumbat.


Reporter: Herlina KD | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2012, realisasi penyerapan anggaran belanja modal masih saja melambat. Tim Evaluasi dan Percepatan Penyerapan Anggaran (TEPPA) khawatir, kondisi ini bakal menjadi tren tiap tahun.

Data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan menyebutkan, per 31 Oktober 2012, realisasi penyerapan anggaran belanja modal baru sebesar Rp 73,7 triliun atau 43,7% dari pagu anggaran APBNP 2012 yang sebesar Rp 168,7 triliun.

Ketua TEPPA, Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, penyerapan anggaran belanja modal yang lambat adalah gejala yang terjadi setiap tahun. "Walaupun tahun ini lebih baik dari tahun lalu, tapi perbaikannya tidak terlalu hebat. Terus terang, ini sungguh mengkhawatirkan," jelasnya Rabu (14/11).

Kuntoro menuturkan, ada beberapa faktor yang membuat penyerapan anggaran belanja modal masih minim. Misalnya, proses lelang yang tertunda. Seharusnya, lelang sudah bisa dilakukan sejak Januari, namun pada kenyataannya proses lelang baru bisa dimulai pada periode April hingga Juni.

Selain itu, Kuntoro juga menyebutkan, banyak kementerian yang sudah mengajukan anggaran namun ternyata tidak siap dengan detail proyek yang diajukan. Ia mencontohkan, ada kementerian yang ketika mengajukan anggaran untuk satu proyek belum melengkapi dengan design engineering detail (DED). Sehingga, perlu waktu untuk memulai proses lelang dan pencairan anggaran. Malahan, ada yang proyek sama sekali tidak bisa berjalan di tahun itu.

Lalu masalah lainnya, ada kecenderungan kontraktor mengajukan tagihan di akhir tahun anggaran, sehingga terjadi penumpukan pencairan anggaran di akhir tahun. Kendala teknis pencairan anggaran juga sering mengakibatkan leletnya penyerapan. "APBNP diputus Juni, anggaran baru turun Oktober," ujar Kuntoro.

Kendala yang diungkapkan oleh Kuntoro diamini oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto. Salah satu yang sering dihadapi Kementerian (PU) adalah realisasi pencairan belanja modal terkadang lebih lambat dari realisasi pekerjaan fisik proyek. Ini terjadi lantaran banyak kontraktor melakukan penagihan di akhir proyek.

Djoko mengatakan, realisasi belanja modal instansinya sudah cukup baik. Hingga Selasa (13/11) lalu, realisasi belanja modal Kementerian PU sudah mencapai 65%. "Kalau realisasi (proyek) fisiknya sudah di atas 70%," katanya.
Setiap tahun, Kementerian PU merupakan salah satu kementerian yang mendapatkan alokasi belanja modal terbesar dari pemerintah. Dalam APBNP 2012, alokasi anggaran untuk Kementerian PU sebesar Rp 74,997 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×