Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penurunan harga komoditas turut membuat pencapaian penerimaan cukai seret. Hingga akhir Januari 2016 saja, realisasi penerimaan cukai baru sebesar 2,14% dari target APBN-P 2016.
Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat ekspor sepanjang Januari. Terutama, untuk ekspor yang berbasis komoditas seperti mineral.
"Salah satunya, ya karena tidak adanya ekspor dari PT Freeport Indonesia," kata Heru, Kamis (4/2) di Jakarta.
Freeport merupakan salah satu penyumbang bea masuk terbesar. Namun demikian, ia yakin, kinerja ekspor akan membaik yang berasal dari produk manufaktur.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC), secara rinci data penerimaan bea dan cukai terdiri atas penerimaan cukai sebesar Rp 1.13 triliun. Kemudian realisasi bea masuk sebesar Rp 2,6 triliun, dan bea keluar sebesar Rp 187 miliar.
Jumlah itu turun sangat jauh dibandingkan realisasi bea dan cukai Januari 2015 lalu. Tahun lalu, total realisasinya mencapai Rp 12,2 triliun. Sementara tahun ini, total bea dan cukai hanya baru Rp 3,99 triliun.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pada awal tahun, realisasi penerimaan cukai memang kerap rendah. Sebab, kinerja perusahaan biasanya akan meningkat menjelang pertengahan tahun nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News