Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan melaporkan posisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 per akhir Februari 2020 mengalami defisit sebesar Rp 62,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) secara virtual, Rabu (18/3) menjelaskan, total pendapatan negara per Februari 2020 mencapai RpĀ 216,6 triliun atau turun 0,5% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).
Baca Juga: Chatib Basri: Social distancing pengaruhi efektivitas kebijakan fiskal
Realisasi pendapatan negara ini setara dengan 9,7% dari target pendapatan dalam APBN 2020 yang sebesar Rp 2.233,2 triliun.
Sementara, belanja negara hanya tumbuh 2,8% yoy menjadi Rp 279,4 triliun hingga Februari 2020. Realisasi belanja tersebut memenuhi 11% dari pagu APBN 2020 sebesar Rp 2.540,4 triliun.
Lantas, keseimbangan primer pun mencatat defisit sebesar Rp 28,5 triliun. Defisit keseimbangan primer melampaui 237,4% dari target APBN 2020 yang hanya Rp 12 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani: Saya sehat dan terus melakukan tugas secara penuh
Adapun, pembiayaan anggaran hingga akhir Februari 2020 mencapai Rp 112,9 triliun atau setara 36,8% dari pagu yang sebesar Rp 307,2 triliun. Pertumbuhan pembiayaan anggaran turun 43,1% yoy.
Dengan demikian, defisit APBN per Februari 2020 mencapai Rp 62,8 triliun dengan rasio defisit terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,37%. Defisit tersebut lebih besar dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 54 triliun atau 0,34% dari PDB.
Baca Juga: Pemerintah siapkan stimulus hingga Rp 158,2 triliun sebagai amunisi lawan corona
Sementara, target pemerintah tahun ini awalnya rasio defisit terhadap PDB hanya sebesar 1,76% atau lebih kecil dari realisasi defisit tahun sebelumnya 2,2% dari PDB.
Namun, Sri Mulyani telah memproyeksikan pelebaran defisit hingga 2,5% dari PDB di akhir tahun sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global yang signifikan.
Baca Juga: Pemerintah pertimbangkan tarik pinjaman multilateral untuk atasi wabah virus corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News