kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.452.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.205   -60,00   -0,40%
  • IDX 7.642   114,20   1,52%
  • KOMPAS100 1.191   18,71   1,60%
  • LQ45 953   14,44   1,54%
  • ISSI 230   3,47   1,53%
  • IDX30 490   7,75   1,61%
  • IDXHIDIV20 589   10,01   1,73%
  • IDX80 136   1,84   1,38%
  • IDXV30 143   2,16   1,54%
  • IDXQ30 164   2,59   1,61%

Hilirisasi Kelapa Hadapi Tantangan, Produktivitasnya Kalah Jauh Dengan Sri Langka


Selasa, 01 Oktober 2024 / 14:52 WIB
Hilirisasi Kelapa Hadapi Tantangan, Produktivitasnya Kalah Jauh Dengan Sri Langka
ILUSTRASI. Pemerintah tengah menggenjot hilirisasi produk pertanian, salah satunya komoditas kelapa.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menggenjot hilirisasi produk pertanian, salah satunya komoditas kelapa. 

Guru Besar Fakultas Pertanian, Institute Pertanian Bogor (IPB) Edi Santosa mengatakan upaya hilirisasi kelapa masih hadapi sejumlah tantangan termasuk dalam hal produktivitas. 

Edi menyebut saat ini produktivitas kelapa dalam negeri masih kalah jauh jika dibandingkan dengan negara lain seperti Vietnam, Sri Langka dan India. 

"Produksi dari tahun 2010 itu sudah mulai terjadi penurunan, saya sebut kelapa adalah old industry with new challenge," ujarnya dalam Agenda Peluncuran Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025-2045 di Kantor Bappenas, Senin (30/9). 

Dalam paparanya, Edi mencatat produktivitas kelapa Indonesia berada di level 4.000 buah/ha/tahun. Angka ini lebih rendah dari dari produktivitas Vietnam, Sri Lanka dan India yang hampir menyentuh 8.000 buah/ha/tahun. 

Yang lain, produktivitas industri juga terus merosot. Edi mencatat khusus untuk perkebunan rakyat pertumbuhanya tak lebih dari 1% per tahun. Padahal, perkebunan rakyat berkontribusi sebesar 98,67% terhadap produksi nasional. 

Selain produktivitas, luas areal dan produksi kelapa juga menjadi isu. Ia menyebut saat ini luas areal kelapa terus turun dari 4 juta ha apda tahun 2003 menjadi di bawah 3,5 juta ha pada tahun 2022. 

Kemudian, produksi juga mengalami penurunan dari 3,5 juta ton pada tahun 2010 menjadi di bawah 3 juta ton di tahun 2022. 

"Maka saya menyebutkan kita mengalami tren triple burden, yakni areal menurun, produksi menurun, produktivitas menurun khususnya perkebunan rakyat,” ungkapnya. 

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/ Bappenas, Amalia Adininggar menegaskan program hilirisasi pertanian termasuk kelapa akan menjadi program keberlanjutan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. 

Amalia juga mengatakan hilirisasi kelapa menjadi salah satu prioritas dalam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029

"Dalam RPJMN kami, sudah merancang bagaimana kelapa bisa menjadi produk unggulan ada program prioritas bagaimana agar ada hilirisasi kelapa," jelas Amalia. 

Ada beberapa proyek yang menurutnya akan dilakukan dalam lima tahun yang akan datang yakni penguatan data kelapa, peningkatan produksi, penyebaran benih unggul, peningkatan produktivitas kelapa. 

Kemudian, peningkatan diversifikasi dan daya saing produk, peningkatan sentra IKM pengolahan kelapa, Peningkatan investasi industri pengolahan kelapa, integrasi rantai pasok dalam neegri dan peningkatan riset serta inovasi kelapa.

Selanjutnya: Reasuransi Marein Catat Pendapatan Premi Rp 2,4 Miliar per Agustus 2024

Menarik Dibaca: Hindari 10 Buah Ini Jika Menderita Diabetes, Cek Daftarnya Berikut!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×