Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
Ada empat alasan untuk ini. Pertama, China saat ini sedang melakukan dominasi di berbagai belahan dunia termasuk Asia termasuk Indonesia. Ekspansi ini dilakukan dengan kekuatan finasialnya.
Kekuatan finansial dapat membuat ketergantungan sebuah negara sehingga kedaulatan negara tersebut mudah diintervensi. Situasi ini tentunya berlaku bagi kekuatan finansial China terhadap Indonesia.
Pengalaman seperti ini bukan hal baru bagi Indonesia yang pernah sangat tergantung dari negara-negara donor seperti AS, negara-negara Eropa, bahkan Lembaga Keungan Internasional.
Kedua, Bank plat merah dari China tentu akan mengikuti apa yang diinginkan oleh pemerintah China. Dalam konteks demikian jangan sampai bunga yang rendah dan tidak adanya agunan dikompromikan dengan kepentingan pemerintah China terhadap Indonesia.
Ketiga, sensitifitas publik di Indonesia juga harus diperhatikan. Belakangan berbagai isu yang berkaitan dengan China telah menganggu perasaan publik di Indonesia. Meski harus diakui hubungan China-Indonesia penting namun jangan sampai hubungan tersebut menganggu kondusifitas publik Indonesia.
Keempat, pembiayaan asal bank plat merah China diharapkan tidak berdampak pada Indonesia karena adanya perang dagang AS-China yang saat ini berlangsung. "Bukannya tidak mungkin pemerintahan Trump menganggap China melalui Bank plat merahnya berhasil menyingkirkan Freeport McMoran yang merupakan perusahaan asal AS," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News