Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Italia ternyata memiliki kesamaan. Terutama dari sisi ekonomi, di mana kedua negara hidup berkat keberadaan UKM. Artinya, baik Indonesia dan Italia memiliki masyarakat dengan jiwa entrepreneurship tinggi. Kesamaan lainnya adalah dengan keberadaan UKM tersebut, pemerintah dan lingkungan di sekitarnya ikut menjadi ekosistem perekonomian.
Founder dan Chairman MarkPlus, Hermawan Kartajaya menjelaskan salah satu contoh paling tepat di Indonesia adalah Kabupaten Kulonprogo. "UKM mereka maju berkat dukungan pemerintah," kata Hermawan dalam siaran persnya, Senin (8/10).
Dalam perkembangannya, ekosistem itu berkembang menjadi sebuah inovasi sosial. Menurut Hermawan, dukungan pemerintah kepada sektor UKM di Indonesia membuat masyarakat terutama anak-anak mudanya terdorong lebih memilih membuka usaha sendiri dibanding menjadi pegawai.
Inovasi sosial juga terjadi dengan adanya sejumlah kebijakan pemerintah seperti penyaluran KUR, pelatihan untuk mendorong para generasi muda melakukan inovasi. Bahkan dengan teknologi anak muda, sampai perempuan lebih mudah melakukan bisnis.
Tidak hanya pemerintah, perusahaan negara atau BUMN juga ikut mendorong perkembangan UKM lewat berbagai kegiatan CSR. "Di Italia, konsep ekosistem UKM seperti itu disebut Genius Loci. Artinya setiap daerah dengan karakter masing masing dibantu universitas dan pemerintah daerah maupun pusat mengembangkan daya saing UKM di komunitas masing masing," ungkapnya.
Ini berdasarkan pengalaman dan karakter Italia sebagai negara yang ekonominya hidup berkatdaerah-daerah kecil. Hampir tiap kota kecil sampai desa dikembangkan UKM sesuai dengan karakterdaerah masing-masing.
Hermawan menekankan bahwa konsep ekonomi UKM seperti di Indonesia dan Italia, seharusnyabisa menjadi salah satu solusi dari peliknya masalah perekonomian dunia saat ini yang dipicu oleh perang dagang Amerika Serikat dan China. "Negara-negara di dunia terutama Asia, bisa melakukan hal serupa untuk menstabilkan ekonomi global yang sedang diterpa isu dagang ini," ujar Hermawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News