Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah memastikan, penghentian sementara alias moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi tetap berlaku mulai hari ini, 1 Agustus 2011. Pasalnya, hingga kini, belum ada kesepakatan soal perlindungan TKI antara Indonesia dengan Negeri Petro Dollar tersebut.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyatakan, pemerintah baru akan mencabut moratorium jika Arab Saudi meneken nota kesepahaman (MoU) tentang perlindungan TKI. Mungkin, pembahasan MoU ini baru kelar akhir 2011. Karena itu, "Kami meminta TKI untuk mengambil jalur selain Arab Saudi," ujar Muhaimin, akhir pekan lalu.
Masalahnya, jumlah TKI yang berangkat ke Arab Saudi saban bulan tidak sedikit. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) mencatat, setiap bulan, ada sekitar 15.000 hingga 20.000 orang yang pergi ke negara itu untuk bekerja sebagai pembantu rumahtangga.
Angka tersebut tentu saja menjadi masalah baru bagi pemerintah. Makanya, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) akan berusaha mengupayakan pengiriman para TKI itu ke negara lain.
Selain itu, Kemnakertrans juga sudah meminta badan usaha milik negara (BUMN) mengalokasikan sebagian dana program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan atawa corporate social responbility (CSR) buat calon TKI yang tidak jadi pergi ke Arab Saudi.
Uang itu untuk memberdayakan para TKI di bidang kewirausahaan seperti kerajinan tangan. "Saya sudah mengirim surat kepada Kementerian Negara BUMN," kata Muhaimin. Nah, jika rencana ini terlaksana, perusahaan pelat merah sudah memberikan alternatif bagi penanganan dampak moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi.
Kementerian Perindustrian juga menyiapkan pelatihan keterampilan dan wirausaha di bidang tertentu buat TKI. Anggaran untuk program itu sebesar Rp 4 miliar.
Sebelumnya, pemerintah juga sudah menambah dana Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri sebesar Rp 1,4 triliun. Anggaran tersebut bakal dialokasikan ke 38 kabupaten dan kota yang menjadi kantong-kantong pengiriman TKI ke Arab Saudi. Ambil contoh, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News