Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, Ketua BPKN Rizal Edy Halim menambahkan, rekomendasi ke Kementerian Kesehatan tersebut juga ditembuskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut dia, pengaturan harga vaksin Covid-19 memang memerlukan sistem harga ecerean tertinggi agar terjangkau bagi seluruh masyarakat.
"Pengaturan harga rapid test, swab test, dan vaksin, itu harus ditetapkan pemerintah berdasarkan nilai keekonomian dan kemampuan masyarakat," ujat Rizal.
Baca Juga: IDI bantah dianggap tolak program vaksin corona dari pemerintah
Seperti diketahui, sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 produksi Sinovac, persahaan asal China, telah tiba di Indonesia beberapa waktu lalu. Bio Farma Berencana Buka Pre-order Namun, pemerintah berencana untuk tidak menggratiskan vaksin secara total dalam program vaksinasi.
Setidaknya terdapat 107 juta penduduk kelompok prioritas yang menjadi target pemerintah untuk penyuntikan vaksin. Dari jumlah itu, diperkirakan 32 juta orang mendapat gratis dan 75 juta orang harus membayar.
Adapun pemerintah hingga kini telah menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia, selain produksi Sinovac, juga produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer/BioNTech.
Baca Juga: Kemenkes beberkan perbedaan vaksin subsidi dengan vaksin mandiri
Ketetapan 6 jenis vaksin tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860 tahun 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPKN Usul Harga Vaksin Covid-19 Paling Mahal Rp 100.000"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Selanjutnya: Kalau bisa tunda liburan sampai vaksin corona diberikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News