Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah realisasi angkutan umum pada Natal tahun 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru) 2024/2025 sebesar 16,7 juta atau naik 2,53% dibanding tahun 2023 sebesar 16,3 juta.
Jumlah itu dihitung pada masa angkutan Nataru mulai tanggal 18 Desember 2024 sampai dengan 5 Januari 2025.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan, jumlah penumpang moda angkutan jalan sebanyak 3,5 juta penumpang atau naik 2,14% dari 2023 yaitu 3,4 juta penumpang.
Baca Juga: Kemenhub Catat Pergerakan Masyarakat Capai 94,67 Juta Orang Saat Libur Nataru
Moda kereta api sebanyak 4,4 juta penumpang atau naik 6,3% dari tahun 2023 sebanyak 3,8 juta penumpang.
Moda angkutan laut sebanyak 1,6 juta penumpang atau naik 6,5% dari tahun 2023 yang sebanyak 1,5 juta penumpang.
"Moda angkutan udara sebanyak 4,7 juta penumpang, naik 7,05% dari tahun 2023 yaitu 4,4 juta penumpang," ujar Dudy saat menutup posko angkutan Nataru di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (6/1).
Lalu, jumlah penumpang moda penyeberangan sebanyak 2,7 juta penumpang atau turun 10,3% dari tahun 2023 yang sebanyak 3 juta penumpang.
Total pergerakan kendaraan keluar-masuk Jakarta pada Nataru 2024/2025 yang melalui jalan tol sebesar 6 juta kendaraan atau turun 2,76% dibanding tahun 2023 sebesar 6,2 juta kendaraan.
Baca Juga: KAI Menjual 3,67 Juta Tiket Kereta selama Libur Nataru
Sedangkan kendaraan keluar-masuk Jabodetabek melalui jalan arteri (non-tol) sebanyak 17 juta kendaraan.
“Untuk semua kendaraan 16,19% dari tahun 2023 yaitu 20 juta (kendaraan),” ucap Dudy.
Sebelumnya, pemerintah bersama stakeholder terkait memutuskan menurunkan harga tiket pesawat dalam negeri sebesar 10% pada masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Pemberlakuan penyesuaian harga tersebut akan berlaku selama 16 hari pada 19 Desember 2024 sampai dengan 3 Januari 2025.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan, penurunan harga tiket pesawat dapat terwujud berkat kolaborasi lintas kementerian dan stakeholder.
Sebagai informasi, untuk mengakomodasi penurunan tiket (tanpa pengurangan PPN) diperlukan peran maskapai, PT. Angkasa Pura Indonesia, PT Pertamina, serta Airnav untuk menurunkan fuel surcharge, PJP2U, dan avtur.
Selanjutnya: China Simulasikan Serangan Rudal AS di Laut China Selatan
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Stagnan, Goldman Sachs Pangkas Outlook Harga Emas 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News