kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Harga tes PCR di Jakarta belum sesuai instruksi Jokowi, ini kata perhimpunan RS


Minggu, 22 Agustus 2021 / 06:05 WIB
Harga tes PCR di Jakarta belum sesuai instruksi Jokowi, ini kata perhimpunan RS


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga swab test Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi Covid-19 di Jakarta belum sepenuhnya turun sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. Masih ada sejumlah rumah sakit yang menetapkan harga selangit dengan menjanjikan hasil tes keluar lebih cepat.

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit (Persi) Lia G. Partakusuma menyebut, saat ini rumah sakit memang memiliki dua metode tes PCR yang berbeda. Metode pertama adalah open reagen atau metode konvensional.

"Open atau kovensional itu lama pengerjaannya itu sekitar 6 jam. Sampel datang, harus diproses dulu, dimasukkan ke alat dan sebagainya itu 6 jam," kata Lia kepada Kompas.com, Jumat (20/8).

Dengan metode open ini, kata Lia, tarif tes PCR masih mungkin diturunkan sesuai batas tarif tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 495.000. Metode kedua adalah closed reagen atau biasa disebut sebagai Tes Cepat Molekuler (TCM).

Baca Juga: UPDATE Vaksinasi corona di Jakarta Sabtu (21/8) ada 9.319.191 orang disuntik dosis 1

Sesuai namanya, tes PCR jenis ini hasilnya keluar lebih cepat. Namun Reagen yang digunakan memiliki harga lebih tinggi sehingga tarifnya juga jauh lebih mahal. "Tes cepat itu saat ini harga reagennya belum masuk kalau di bawah 500.000," kata Lia.

Lia menilai dibutuhkan intervensi pemerintah untuk menurunkan harga Reagen jika ingin tarif tes PCR di seluruh rumah sakit sesuai ketentuan. "Kalau nanti tes cepat harga reagennya ditekan habis bukan, tidak mungkin turun," kata dia.

Lia menyebut, sampai saat ini belum ada intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga reagen, baik yang digunakan di sistem konvensional atau pun di tes cepat molekuler. Namun harga reagen pada sistem konvensional akhir-akhir ini sudah ada yang turun karena banyaknya perusahaan yang memproduksi.

"Jadi ini mirip-mirip seperti APD di awal pandemi dulu lah. Waktu awal harganya mahal karena stoknya sedikit, tapi saat sudah banyak perusahaan yang memproduksi harganya bisa turun," ujarnya.

Baca Juga: Harga tes PCR sudah turun, jumlah tes corona di Indonesia sepekan justru ikut turun



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×