Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak dunia diprediksi bakal berimbas pada harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Walau begitu Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, hal itu tak akan berdampak pada tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam negeri di tahun ini.
“Selama masih ada bantalan dari subsidi BBM, pengaruhnya tidak besar. Lagi pula, volume penjualan juga belum banyak peningkatan. Bisa dikendalikan oleh pemerintah,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (20/10).
David menambahkan, saat ini malah Indonesia memetik buah manis dari peningkatan harga energi, khususnya dari sisi ekspor.
Akan tetapi, David tetap melihat risiko dari kenaikan harga BBM ini pada tahun depan. Pasalnya, bisa saja kenaikan harga minyak ini mulai ter transmisi ke biaya transportasi, seperti biaya angkut dan biaya kontainer, sehingga bisa mempengaruhi peningkatan harga pangan.
Baca Juga: Harga minyak naik, bagaimana komparasi harga BBM di sejumlah SPBU?
“Apalagi, harga pangan ini memiliki bobot yang besar terhadap perhitungan inflasi kita. Jadi, tahun depan harus diwaspadai itu,” tambah David.
Dalam hal ini, David menyarankan Indonesia untuk mengantisipasi dengan memastikan pasokan dalam negeri terjaga, terutama bahan makanan. Sehingga, tingkat inflasi pun tetap aman.
Sementara itu, Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani bilang, dengan harga minyak yang makin melambung di atas US$ 80 per barel, pemerintah memiliki dua pilihan kebijakan.
Pertama, menambah subsidi untuk mempertahankan harga solar. Kedua, menaikkan harga solar dengan jumlah subsidi tetap sebesar Rp 1.000 per liter.
Nah, bila pemerintah memilih untuk menaikkan harga solar, maka ia memperkirakan setiap kenaikan solar Rp 500, maka tingkat inflasi bisa meningkat 0,02%.
Selanjutnya: Dikabarkan akuisisi Bank Mayora, begini arah pergerakan saham BNI (BBNI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News