kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak menggerus devisa hasil ekspor


Selasa, 24 Februari 2015 / 07:43 WIB
Harga minyak menggerus devisa hasil ekspor
ILUSTRASI. Asuransi Jagadiri membidik pendapatan premi Rp 40 miliar di tahun ini


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Upaya Bank Indonesia (BI) meningkatkan setoran devisa hasil ekspor (DHE) terhambat. Anjloknya harga minyak dan gas (migas) di pasar dunia menyebabkan setoran DHE di sektor migas maupun non migas semakin turun. Walhasil, pundi-pundi cadangan devisa tahun ini pun bakal susah meningkat.

Maklum, harga minyak di pasar dunia terus melemah sejak September 2014. Pada perdagangan Senin (23/2) pukul 17.40 WIB, harga minyak jenis WTI di bursa NYMEX untuk pengiriman April 2015 US$ 50,12 per barel, turun 45,41% dari setahun sebelumnya. Sejak awal tahun ini, rata-rata harga minyak dunia hanya US$ 49,83 per barel, turun 43,50% dibanding harga setahun sebelumnya. 

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan (DPKL) BI Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, anjloknya harga minyak dunia menyebabkan kinerja ekspor migas ikut turun. Alhasil, setoran DHE perusahaan eksportir migas pun merosot. "DHE ini berdasarkan pengiriman barang, begitu ekspornya turun, DHE pun terimbas," ujar Wiwiek, Senin (23/2). 

Tekanan kian besar karena pada saat harga minyak dunia turun, komoditas non migas  ikut lesu. Harga komoditas non migas seperti batubara, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang jadi andalan ekspor Indonesia  juga turun. Tentu, ini dua pukulan telak bagi target DHE. 

Wiwiek menegaskan, penurunan setoran DHE sudah berlangsung sejak awal tahun. Ini terlihat dari nilai ekspor Januari 2015 hanya US$ 13,3 miliar, turun 8,09% dari setahun sebelumnya. Perdagangan migas turun sangat besar mencapai 16,80% menjadi US$ 2,08 miliar. Sedangkan ekspor non migas turun 6,27% menjadi US$ 11,22 miliar.

Dongkrak devisa ekspor

Wiwiek tak merinci besaran DHE bulan lalu. "Tahun ini pelapor DHE diperkirakan sekitar 83%," kata Wiwiek.  

Wiwiek menyarankan, agar setoran DHE tak turun tajam, pemerintah bisa mengoptimalkan penjualan barang non migas ke Amerika Serikat (AS), India dan Taiwan. Tahun ini, perekonomian AS semakin membaik, ekspor manufaktur bakal meningkat. India dan Taiwan juga semakin berkembang. Terbukti, ekspor non migas ke India pada Januari 2015 mencapai US$ 901,1 juta tumbuh 28,84% dari setahun lalu dan ke Taiwan US$ 437,9 juta, naik 56,20%.

Bila ekspor non migas bisa tumbuh positif, ada peluang cadangan devisa terus bertambah. Per akhir Januari 2015, cadangan devisa mencapai US$ 114,25 miliar, naik dari sebulan sebelumnya US$ 111,86 miliar. Indonesia membutuhkan peningkatan cadangan devisa untuk mengatasi ancaman gejolak mata uang akibat kenaikan suku bunga di AS. 

Kepala Ekonom BII Juniman menyatakan telah memprediksikan peningkatan DHE akan terhambat karena ekspor melambat. Namun masih ada ruang untuk meningkatkan setoran DHE. BI harus meningkatkan kepatuhan eksportir menyetor DHE. Saat ini, denda tak melaporkan DHE hanya 0,5%. Denda sangat rendah dibanding nilai ekspor pengusaha minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×