CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Harga Minyak Global Hingga Beras Melonjak, Pemerintah Khawatir Berimbas ke Inflasi


Rabu, 06 September 2023 / 19:30 WIB
Harga Minyak Global Hingga Beras Melonjak, Pemerintah Khawatir Berimbas ke Inflasi
ILUSTRASI. Pemerintah terus memonitor perkembangan harga komoditas energi dan pangan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memonitor perkembangan harga komoditas energi dan pangan, karena dikhawatirkan bisa berdampak signifikan terhadap volatilitas inflasi.

Untuk diketahui, perkembangan harga minyak mentah dunia dan harga beras tercatat meningkat. 

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan, tren kenaikan harga pada kedua komoditas tersebut dapat berdampak terhadap perkembangan inflasi domestik.

Adapun harga minyak mentah jenis Brent ditutup naik 1,17% di posisi US$ 90,04 per barel pada Selasa (5/9) kemarin. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh Arab Saudi yang akan memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari secara sukarela hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Mengenal Pertamax Green 92, BBM Baru Calon Pengganti Pertalite dan Kelebihannya

Pemangkasan tersebut akan mengurangi produksi minyak hingga 9 juta barel per hari pada Oktober, November, dan Desember. Sebelumnya, Rusia dan OPEC+ juga telah sepakat untuk memangkas produksi minyaknya.

Sementara itu, harga rata-rata beras medium merujuk data Badan Pangan Nasional, Selasa (5/9) harganya sudah Rp 12.520 per kg. Sementgara HET beras medium hanya Rp 10.900 per kg. 
Sepanjang Agustus 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi harga beras eceran mencapai 1,43%. Sementara itu, jika dihitung dari awal tahun harga beras sudah naik 7,99%.

Terkait harga beras, Ferry bilang perkembangannya terus dimonitor dengan baik dari sisi pasokan maupun harga. Per 1 September 2023 jumlah stok beras yang ada di Bulog mencapai 1,52 juta ton, dimana sekitar 880.000 ton sudah di gudang, sementara sisanya dalam perjalanan.

“Saat ini masih terdapat kuota impor beras sekitar 400.000 ton dan sedang dalam penjajakan pengadaannya,” tutur Ferry kepada Kontan.co.id, Rabu (6/9).

Sementara itu, Dia menyampaikan posisi beras di akhir tahun juga diperkirakan aman yaitu sekitar 1,25 juta ton. Hal tersebut juga sesuai dengan level yang ditargetkan pemerintah yaitu pada kisaran 1,2 juta ton.

“Dengan cadangan beras pemerintah yang dikelola Bulog saat ini cukup besar, kita berharap dapat menekan kenaikan harga lebih tinggi maupun menjaga ekspektasi pasar,” tambahnya.

Baca Juga: Duh, Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Diprediksi Tak akan Tembus 2% Pada Tahun Ini

Kemudian, Pemerintah juga akan kembali memberikan bantuan pangan beras kepada 21,3 Juta KPM dengan besaran 10 Kg/KPM yang akan disalurkan pada September-November. Penyaluran ini dilakukan lebih awal dari rencana sebelumnya.

Di samping itu, pada Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang dilaksanakan pada Kamis, 31 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan cadangan pangan utamanya beras guna menjaga stabilitas stok dan harga bahan pangan di daerah.

Selain itu, pemerintah daerah juga dapat mengoptimalkan fiskal daerah dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk stabilisasi harga salah satunya melalui operasi pasar.

Kemudian, terkait perkembangan harga minyak global yang meningkat, APBN 2023 masih berperan sebagai shock absorber. Pemerintah masih memberikan subsidi dan kompensasi energi.

“Perkembangan harga brent saat ini masih inline dengan asumsi dalam APBN 2023 serta pemerintah akan terus memonitor perkembangnya,” katanya.

Dengan perkembangan saat ini dan berbagai kebijakan yang dilakukan, Ferry menyebut Pemerintah tetap optimis bahwa inflasi dapat dijaga stabil dan terkendali dalam rentang target sasaran 3%±1 (yoy) (atau diperikan pada level 3% (yoy)).

Inflasi yang terkendali juga diharapkan menjadi pondasi yang kuat untuk perekonomian di tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×