CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga Minyak Global Anjlok, Apakah Harga BBM Bisa Turun?


Rabu, 28 September 2022 / 19:24 WIB
Harga Minyak Global Anjlok, Apakah Harga BBM Bisa Turun?
ILUSTRASI. Penurunan harga minyak dunia ini tidak serta merta bisa diikuti dengan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). KoNTAN/Baihaki/


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia turun signifikan dalam beberapa waktu terakhir dari US$ 120 per barel kini merosot ke level di bawah US$ 80 per barel. Namun, penurunan harga minyak dunia ini tidak serta merta bisa diikuti dengan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menanggapi hal ini, Direktur BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Patuan Alfon Simanjuntak mengatakan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) akan tergantung kepada Mean of Plats Singapore (MOPS) yang digunakan pemerintah Indonesia untuk menentukan harga patokan harga BBM dalam negeri sudah tepat.

Untuk itu, Patuan bilang, ketika harga minyak turun tidak semerta-merta harga BBM juga akan turun mengingat akan dilihat dari masa waktunya juga.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, Harga BBM Subsidi Mestinya Diturunkan

"Harga BBM kan tergantung atas MOPS, dan hitungannya adalah rerata sebulan. Jadi ketika harga minyak dunia turun harus dilihat masa waktunya juga," ujar Patuan kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).

Sementara itu, anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan jika penurunan harga minyak dunia stabil, maka hal tersebut akan menjadi pertimbangan untuk melakukan penyesuaian harga sesuai formula yang diatur dalam peraturan menteri.

"Ini khususnya berlaku untuk jenis BBM umum (JBU)," kata Saleh kepada Kontan.co.id, Rabu 928/9).

Untuk diketahui, harga BBM JBU biasanya akan mengikuti perkembangan dan kondisi harga minyak global, sehingga ketika harga minyak naik, maka harga JBU juga ikut terkerek, begitu juga sebaliknya.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan, saat ini belum ada kebutuhan untuk menurunkan harga BBM subsidi. Hal ini lantaran harga BBM yang dijual saat ini masih di bawah harga keekonomiannya.

Selain itu, Riefky bilang, menurunkan harga BBM tidak hanya membantu masyarakat miskin dan rentan saja, melainkan masyarakat yang tidak berhak menggunakannya. Oleh karena itu, dikhawatirkan konsumsi BBM subsidi kembali tidak tepat sasaran.

Baca Juga: SiLPA APBN hingga Agustus Rp 394,2 Triliun, akan Dipakai untuk Bayar Subsidi Energi 

"Menurunkan harga BBM tidak hanya membantu masyarakat miskin dan rentan, tetapi juga yang tidak membutuhkan sehingga tidak tepat sasaran," ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).

Menurutnya, meskipun ada sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) sebesar Rp 394,2 triliun, hal tersebut bisa dialihkan untuk pos-pos lain yang lebih tepat sasaran, seperti pembangunan infrastruktur, penambah jaring pengaman sosial hingga pos-pos lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×