Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun ini semakin tertekan oleh melemahnya harga komoditas di pasar global. Untungnya, pengelolaan kekayaan negara mampu menopang penerimaan PNBP tahun ini.
Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat realisasi PNBP hingga semester pertama sebesar Rp 209,08 triliun atau 55,27% dari APBN tahun 2019. Jumlah tersebut hanya tumbuh 18,24%, melambat dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year-on-year) yang mencapai 21%.
"Harga dan lifting (produksi siap jual) minyak lebih rendah, dan harga batubara rata-rata juga turun dari tahun lalu," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita Selasa (16/7) lalu.
Realisasi harga minyak Indonesia (ICP) rata-rata hanya US$ 63,14 per barel, dibandingkan semester pertama 2018 sebesar US$ 66,55 per barel. Rata-rata harga batubara acuan semester satu tahun ini hanya US$ 87,83 per ton, lebih rendah dibanding tahun lalu US$ 96,5 per ton.
Hal ini berimbas pada penerimaan sumber daya alam (SDA) yang hingga akhir Juni tercatat sebesar Rp 70,73 triliun atau turun 5,83% yoy. Pertumbuhan penerimaan migas maupun nonmigas sama-sama menyusut, masing-masing 7,11% dan 1,22% yoy.
Kendati demikian, Menkeu menyebut, realisasi PNBP semester I-2019 masih bisa naik karena pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan (KND). Sektor ini menyumbang Rp 68,68 triliun atau 150,65% dari target APBN 2019. Realisasi penerimaan dari KND itu meningkat sebesar 93,3% dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp 35,58 triliun.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya pendapatan dari sisa surplus Bank Indonesia pada bulan Mei 2019 sebesar Rp 30 triliun, dan setoran dividen BUMN pada Mei serta Juni 2019 yang masing-masing Rp 2,76 triliun dan Rp 35,87 triliun.
Sektor lain yang menyumbang kinerja positif adalah PNBP Lainnya dan Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU). Realisasi penerimaan PNBP Lainnya mencapai Rp 48,42 triliun atau 51,48% dari target APBN tahun 2019, atau tumbuh 6,48% yoy.
Sementara, pendapatan BLU per akhir Juni terealisasi sebesar Rp 21,25 triliun atau mencapai 44,38% dari target APBN. Pendapatan BLU naik sebesar 2,55% dari periode yang sama tahun lalu. "Ini disebabkan oleh bertambahnya Satker PNBP yang berubah menjadi BLU terutama pada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Kesehatan," lanjut Sri Mulyani.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemkeu Nufransa Wira Sakti menambahkan, penetapan target PNBP dari pengelolaan KND yang rasional menjadi tantangan tersendiri.
"Terlebih saat ini terdapat beberapa BUMN dalam proses holding yang dampaknya terhadap PNBP dari pengelolaan KND perlu dianalisis lebih mendalam," papar Frans, panggilan akrab Nufransa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News