Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas di pasar internasional meningkat pada April 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Meningkatnya harga komoditas ini bisa mengkerek penerimaan negara yang sempat turun 4,1% pada Maret 2024 lalu.
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai, jika harga komoditas meningkat, maka penerimaan negara yang didapat dari penjualan ekspor komoditas-komoditas tersebut tentu juga akan ikut naik.
“Penerimaan negara yang didapat dari penjualan dan ekspor komoditas-komoditas tersebut tentu juga akan ikut naik, meskipun persentase pengenaan pajaknya tidak diubah. Persentasenya tentu akan mengikuti persentase kenaikan harga komoditas terkait,” tutur Ronny kepada Kontan, Jumat (17/5).
Adapun meningkatnya harga komoditas pada April 2024 tercermin dari perkembangan indeks harga komoditas, energi, pertanian, logam dan mineral, logam mulia.
Baca Juga: BPS: Harga Komoditas Energi hingga Logam Mulia di Pasar Internasional Naik
Badan Pusat Statistik mencatat, indeks harga komoditas komoditas energi mencapai 109,69, ini naik 5,24% secara bulanan atau month on month (mom), dan secara tahunan meningkat 0,39% year on year (yoy).
Kemudian untuk pertanian indeks harga komoditasnya mencapai 117,26, atau naik secara bulanan sebesar 4,06% mom dan meningkat secara tahunan sebesar 2,78% yoy.
Indeks harga komoditas logam dan mineral pada April 2024 mencapai 110,53, atau meningkat secara bulanan 8,93% mom, dan meningkat secara tahunan sebesar 2,94% yoy.
Terakhir, indeks harga komoditas logam mulia mencapai 175,83 atau meningkat secara bulanan sebesar 8,57% mom, dan meningkat secara tahunan 15,18% yoy.
Dilihat data perkembangan harga, kenaikan tertinggi secara bulanan terjadi pada komoditas logam dan mineral, serta logam mulia.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Batubara ADRO hingga IPO Adaro Green?
Ronny menghitung, pendapatan negara pada April, seperti dari komoditas pertanian berpotensi meningkat sekitar 4%, sementara dari komoditas logam mulia bisa meningkat sekitar 8%.
Adapun, Ronny memperkirakan, kenaikan harga komoditas tersebut ini masih berpotensi terjadi sampai akhir tahun. Hal ini salah satunya disebabkan karena tekanan ekonomi global yang berpeluang terus terjadi sampai akhir tahun.
“Dan jika dilihat secara teknikal, grafik harga-harga komoditas masih cenderung bearish untuk beberapa bulan ke depan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News