kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Beras Terus Merangkak Naik, Ini Penjelasan Badan Pangan Nasional


Kamis, 27 Oktober 2022 / 05:22 WIB
Harga Beras Terus Merangkak Naik, Ini Penjelasan Badan Pangan Nasional
ILUSTRASI. Pada Rabu (26/10/2022), harga beras IR.III (IR 64) naik Rp 2.150 menjadi Rp 11.911 per kilogram. Tribunnews/Jeprima


Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli beras. Pasalnya, harga komoditas pokok tersebut terus merangkak naik. 

Pada Rabu (26/10/2022), harga beras IR.III (IR 64) naik Rp 2.150 menjadi Rp 11.911 per kilogram. Kemudian beras IR 42/Pera naik menjadi Rp 12.090 per kilogram, beras muncul I naik menjadi Rp 12.311 per kilogram, dan beras setra I/Premiun dibanderol menjadi Rp 12.169 per kilogram. 

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengamini peningkatan harga beras yang terjadi belakangan ini. 

“Komoditas beras menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi pangan nasional, hal tersebut perlu menjadi perhatian bersama Pemerintah Pusat dan Daerah karena tren peningkatan harga beras telah terjadi sejak bulan Juli 2022,” ujar Arief dalam siaran pers, Rabu (26/10/2022). 

Arief menyebutkan, salah satu upaya untuk menjaga stabilitas harga beras adalah kolaborasi antar Pemerintah Daerah dengan pelaku usaha. Ia mencontohkan, kolaborasi stabilisasi harga beras di DKI Jakarta yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan BUMD pangan Food Station dan Pasar Induk Beras. 

Baca Juga: Partisipasi Pemerintah Daerah Turut Memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah

“Penting bagi daerah produsen beras untuk memastikan offtake hasil panen oleh pelaku usaha setempat agar stok daerah memadai sehingga bisa dilakukan intervensi apabila harga naik. Maka dari itu, saya menyarankan masing-masing provinsi memiliki BUMD yang bergerak di sektor pangan, apabila belum memiliki bisa mengoptimalkan peran Bulog,” ujarnya. 

Selain kolaborasi pemerintah daerah dengan pelaku usaha, stabilitas harga beras juga perlu didukung kerja sama antar pemerintah daerah. Ia mengimbau masing-masing daerah memiliki political will untuk mendistribusikan kelebihan stok pangannya ke daerah lain untuk turut menurunkan disparitas harga. 

“NFA telah melakukannya di bulan ini, bekerja sama dengan Kemenhub, Kemendag, dan Provinsi Jawa Barat dengan mengirimkan 200 ton beras ke Aceh dari Pelabuhan Patimban, Subang, melalui Tol Laut,” terangnya. 

Baca Juga: Meski Yakin Tak Akan Resesi Pangan, Bapanas Tetap Minta Pemerintah Waspada

Sementara itu, agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras, Arief mengimbau masyarakat untuk melakukan diversifikasi makanan pokok dengan mengonsumsi sumber karbohidrat lainnya sebagai pengganti beras. 

“Mengonsumsi pangan beragam dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras, sehingga mengurangi tingginya permintaan terhadap komoditas tersebut,” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Beras Naik, Ini Kata Badan Pangan Nasional"
Penulis : Elsa Catriana
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×