Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Harga beras premium di ritel modern melonjak tajam hingga tembus Rp 140.790 per kemasan 5 kilogram.
Kenaikan ini terjadi di tengah pasokan beras yang semakin menipis dan beras Bulog jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang tak tersedia.
Pantauan Kompas.com pada Minggu (24/8/2025) di Superindo Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hanya terdapat satu merek beras premium, yakni Topi Koki, dengan harga Rp 140.790 per 5 kilogram. Sementara beras SPHP Bulog kosong.
“Pasokan yang ada ini aja (Topi Koki), yang lain suplier belum datang, yang SPHP enggak ada,” kata seorang karyawan Superindo Mayestik saat ditemui di lokasi.
Kondisi serupa terlihat di Alfamidi Panglima Polim. Rak beras yang biasanya penuh saat ini kosong. Seorang karyawan Alfamidi hanya menyebut pasokan akan segera datang.
“Beras kosong, segera ada kok,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Alfamart di kawasan yang sama hanya menyisakan satu karung beras premium merek Raja Platinum seberat 5 kilogram dengan harga Rp 74.500.
Menurut karyawan minimarket itu, kekosongan stok disebabkan penarikan beras SPHP imbas kasus beras oplosan yang mencuat beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Beras Premium di Toko Ritel Langka, Ini Respons Mentan
“SPHP ditarik semua, kemarin kasus beras oplosan itu, jadi tinggal merk Raja. Harga merk Raja Rp 74.500 per kemasan atau 5 kg. Ini belum di-stok lagi,” jelasnya.
Di pasar tradisional, situasi tidak jauh berbeda. Pantauan di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, menunjukkan pasokan beras tidak melimpah. Hanya beberapa kios yang masih menjual dengan stok terbatas.
Untuk jenis beras premium Pandan Wangi, pedagang memasang harga Rp 22.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.900 per kilogram.
Sementara beras medium dari berbagai merek dijual Rp 16.000 per kilogram, juga melampaui HET nasional Rp 12.500 per kilogram.
“Pandan Wangi Rp 22.000 kilo, yang ini Rp 16.000 (beras medium merek lain),” kata seorang pedagang beras di Pasar Mayestik.
Baca Juga: Warga Kelas Menengah Teriak Gara-Gara Harga Beras Premium Melonjak
Situasi ini memperlihatkan kesenjangan antara klaim pemerintah yang menyebut stok beras nasional aman dan berpotensi surplus, dengan kondisi nyata di lapangan di mana harga terus naik dan pasokan makin terbatas.
Mentan Klaim Harga Beras di 13 Provinsi Mulai Turun
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa harga beras di 13 provinsi mulai menunjukkan penurunan, setelah pemerintah melalui Bulog melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras SPHP sejak Juli 2025 lalu.
Pernyataan Amran disampaikan dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
“Nah ini terjadi penurunan harga beras di 13 provinsi sekarang. Kita akan lakukan (SPHP) sampai Desember (2025), rencana kita terus menerus,” ujar Amran saat raker.
Menurutnya, operasi pasar menjadi instrumen utama pemerintah menekan harga beras. Saat ini, distribusi beras melalui operasi pasar sudah mencapai 6.000 ton per hari. Jumlah ini, klaim Amran, mulai berdampak pada stabilitas harga di sejumlah daerah.
“Operasi pasar sekarang sudah mencapai kurang lebih, hariannya 6.000 ton per hari, Bu Ketua. Sekarang sudah terjadi penurunan, kita lihat berita yang tadi, sudah terjadi penurunan harga,” paparnya.
Tonton: Bulog Pasok Ratusan Ribu Ton Beras SPHP ke Ritel Modern
Kini cadangan beras untuk operasi pasar mencapai 1,3 juta ton, jumlah yang disebut sebagai tertinggi sepanjang sejarah Stok itu sebagian besar berasal dari produksi dalam negeri, sementara soal beras impor dengan kualitas lama diprioritaskan digelontorkan lebih dulu agar tidak menumpuk di gudang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Beras Premium di Ritel Tembus Rp 140.790 per 5 Kilogram"
Selanjutnya: Klaim Partial Withdrawal dan Surrender Prudential Kompak Menurun pada Kuartal I-2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News