Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti, beberapa harga komoditas pangan yang masih cukup tinggi dan rawan kelangkaan selama ramadhan.
Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjend) Penguatan Pangan & Distribusi Pangan Abdul Sutri Atmojati menyebut per Sabtu (23/4), minyak goreng curah masih langka dan harganya masih berada di atas HET dengan harga Rp. 20.000 per liter.
Disparitas harga yang cukup tinggi dengan minyak goreng kemasan menjadi salah satu penyebab kelangkaan dan harga minyak curah masih diatas HET.
“Disparitas harga yang tinggi dimanfaatkan oleh beberapa pihak bermainkan harga minyak goreng curah. Saat ini data IKAPPI menyatakan minyak goreng curah masih berada di rata-rata harga Rp 20.000 per liter,” sebut Abdul pada pernyataan pers yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (23/4).
Baca Juga: Jelang Lebaran, Kementan Gelar Pangan Murah di Markas Kodim Tigaraksa Minggu Pagi
Abdul menyebut beberapa komoditas lain yang tak banyak di pasaran di antaranya bawang merah, bawang putih, daging sapi dan gula pasir. Pihaknya juga menyebut harga beberapa komoditas tersebut masih relatif tinggi.
Harga bawang merah saat ini ada di kisaran Rp 39.000 – Rp 40.000 per kg. Sementara bawang putih harganya Rp 34.500 per kg masih berada diatas HET nya yaitu Rp 30.000 per kg.
“Meskipun bawang putih impor tetapi komoditas ini masih sulit ditemui di pasar, dan harganya harganya masih relatif tinggi,” tambah Abdul.
Sedangkan daging sapi yang seharusnya harga Rp 130.000 per kg sekarang di kisaran Rp 143.500 - Rp. 150.000 per kg. Abdul bilang, harga daging sapi cukup tinggi di awal ramadan sampai pada pertengahan bulan ramadan.
Untuk komoditas gula pasir harganya masih di kisaran Rp 14.500 per kg.
Dari beberapa komoditas pangan tersebut Abdul menilai bahwa pemerintah dalam hal ini adalah kementerian perdagangan dan kementerian pertanian masih belum cukup mampu mengendalikan pangan selama periode ramadhan.
“Kami meminta kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan pangan ini menjelang hari raya dan pasca hari raya. Karena itu cukup berbahaya bagi pangan kita,” harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News