kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga BBM Naik, YLKI Minta Pemerintah Kendalikan Harga Pangan


Sabtu, 03 September 2022 / 18:45 WIB
Harga BBM Naik, YLKI Minta Pemerintah Kendalikan Harga Pangan
ILUSTRASI. Pengendara motor mengantri untuk mengisi bahan bakar minyak di SPBU HR. Rasuna Said, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi Solar dan Pertalite.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi Solar dan Pertalite. Harga BBM non subsidi Pertamax juga dinaikkan. Kenaikan harga BBM tersebut berlaku mulai Sabtu ini (3/9) pukul 14.30 WIB.

Seiring kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, adanya tambahan bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 24,17 triliun dapat menahan pertambahan jumlah kemiskinan sehingga tetap bisa dijaga. Bahkan pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah kemiskinan melalui program-program pemerintah lainnya.  

“Kita juga akan memantau dampak inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dari kenaikan BBM,” ucap Sri Mulyani.

Menanggapi kenaikan harga BBM, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta emerintah menjamin bahwa rantai pasok komoditas bahan pangan tidak terdampak secara signifikan paska kenaikan harga BBM.

Baca Juga: Harganya Resmi Naik, Pemerintah Akan Tetap Batasi Pengguna Pertalite dan Solar?

Jalur-jalur distribusi harus lebih disederhanakan dan dilancarkan, sehingga tidak menjadi kedok untuk menaikkan harga bahan pangan.

“Jangan jadikan kenaikan harga BBM untuk aji mumpung menaikkan (harga) komoditas pangan, dan komoditas lainnya,” ujar Tulus saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (3/9).

Selain itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus tetap memberikan subsidi pada angkutan umum, atau insentif lainnya. Sehingga kalau pun tarif angkutan umum mengalami kenaikan pasca kenaikan harga BBM, kenaikan tarifnya tidak terlalu tinggi.

“Tingginya kenaikan (tarif) angkutan umum, justru akan kontra produktif bagi nasib angkutan umum itu sendiri, karena akan ditinggalkan konsumennya, dan berpindah ke sepeda motor,” ucap Tulus.

Selanjutnya, YLKI berharap adanya kenaikan harga BBM harus diikuti upaya mereformasi pengalokasian subsidi bbm. Artinya penerima subsidi BBM benar benar pada masyarakat yang berhak, by name by address, bukan seperti sekarang.

“Menurut kajian Bank Dunia, 70% subsidi BBM tidak tepat sasaran, karena dinikmati kelompok menengah dan mampu. fenomena ini tidak boleh dibiarkan,” kata Tulus.

YLKI menilai ke depan pemerintah harus punya antisipasi terkait harga minyak mentah dunia, misalnya dengan menyiapkan "oil fund" atau semacam "dana tabung minyak."

“Dengan dana ini, jika harga minyak mentah sedang turun, maka selisihnya bisa disimpan dalam oil fund tersebut. Dan jika harga minyak mentah sedang naik, maka tidak serta merta harga BBM di dalam negeri harus naik,” kata Tulus. 

Baca Juga: Setelah Harga BBM Naik, Pemerintah Tetap Dorong Pembatasan Distribusi BBM Subsidi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×