kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga BBM Naik, Inflasi Tahun 2022 Bisa Tembus 6%


Minggu, 04 September 2022 / 16:44 WIB
Harga BBM Naik, Inflasi Tahun 2022 Bisa Tembus 6%
ILUSTRASI. Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU 24.361.77 Mayang Mangurai, Kota Baru, Jambi,


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar bersubsidi, dan Pertamax, Sabtu (3/9).

Adapun harga BBM Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian Solar bersubsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, serta Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Dengan peningkatan tersebut, Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz memperkirakan, inflasi pada akhir tahun ini akan melejit. Bahkan, peningkatan inflasi tidak akan berhenti sampai setidaknya paruh pertama tahun 2023.

Baca Juga: Menkeu Beberkan Alasan Pemerintah Kerek Harga BBM Meski Harga Minyak Sempat Turun

“Akhir tahun 2022 inflasi umum bisa ke 6,1% YoY. Kemudian inflasi aka terus meningkat dan puncaknya pada kuartal II-2022, kami perkirakan inflasi bisa mencapai 7,4% YoY,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Sabtu (3/9).

Tak hanya inflasi umum yang melejit, Faiz pun memperkirakan inflasi inti atau inflasi secara fundamental bisa terkerek. Menurut perkiraannya, inflasi inti pada tahun 2022 akan berada di level 5% YoY.

Dengan peningkatan inflasi inti ini, ia memperkirakan BI bakal lebih agresif dalam meningkatkan suku bunga acuannya. Setelah pada pertemuan pada bulan lalu BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), Faiz melihat ada kemungkinan hingga akhir tahun BI menaikkan suku bunga lebih dari 100 bps lagi.

Baca Juga: Sebelum Harga BBM Naik, Tarif Jasa Pengiriman Sudah Diimbau Naik Minimal 10%

“BIsa jadi, ada potensi peningkatan suku bunga acuan lebih tinggi dari perkiraan awal kami. BIsa lebih dari 100 bps,” tandas Faiz. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×