Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang bulan Ramadan atau bulan puasa, harga sejumlah bahan pangan mulai naik. Selain karena kelangkaan pasokan, juga produksi yang sedang turun.
Harga pangan yang harganya naik pada pekan ini diantaranya minyak goreng, tempe dan tahu lantaran ada kenaikan bahan baku kedelai di pasar global. Ada juga kenaikan harga cabai, daging ayam, daging sapi, telor, dan juga beras meskipun efeknya tidak terlalu besar.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mememperkirakan, konflik Rusia dan Ukraina akan berdampak sangat besar, utamanya pada kenaikan harga minyak ke depan. Kenaikan harga minyak akan ikut menggerek harga pangan global.
"Sebab, harga produksi pangan juga ditentukan oleh minyak, dan salah satu komoditas pangan yang akan terdampak yaitu crude palm oil (CPO). Seperti yang kita tahu bahwa kenaikan harga minyak goreng yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini pemicunya disebabkan karena tingginya harga CPO,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Jumat (25/2).
Baca Juga: Ekonom LPEM FEB UI Prediksi Inflasi pada Februari di Kisaran 0,08%
Mendekati bulan Ramadan, Yusuf mengatakan, permintaan terhadap bahan makanan dan juga minyak goreng akan tinggi karena di momen tersebut dorongan permintaan masyarakat akan tinggi. Sementara persediaan bahan pangan tersebut menipis.
Yusuf meminta pemerintah mempersiapkan antisipasi di awal mengingat kurang lebih satu bulan sudah memasuki bulan Ramadan. Bentuk antisipasi lain, selain dengan kebijakan yang sudah ada saat ini, pemerintah juga perlu lebih agresif dalam mengawasi jalur distribusi.
“Apalagi dalam beberapa waktu belakangan kita melihat adanya oknum yang kemudian menimbun minyak goreng. Kondisi ini akan mempengaruhi pergerakan harga minyak goreng jika tidak diantisipasi dari awal,” kata Yusuf.
Pemerintah juga diminta untuk antisipasi apabila pola hujan berlanjut di bulan depan, Sebab, ini berpotensi bisa menganggu produksi terutama cabai merah.
Sementara untuk daging sesuai arahan dari Kementerian Pertanian, stoknya saat ini masih surplus dan relatif mencukupi.
Meski begitu, permintaan terhadap produk bahan makanan dan pangan diprediksi akan naik dua kali lipat dibandingkan bulan biasa.
“Menurut saya, proses pemulihan ekonomi yang berpotensi lebih baik dibandingkan tahun lalu, maka inflasi di bulan Ramadan tahun ini memang akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” imbuh Yusuf.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Lagi, Bagaimana Harga BBM Mendatang?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News