kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hakim PK Sudjiono Timan dilaporkan ke KY


Jumat, 30 Agustus 2013 / 19:34 WIB
Hakim PK Sudjiono Timan dilaporkan ke KY
ILUSTRASI. Sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat, Indeks Kompas100 pun ikut terdongkrak.


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Pemantau Peradilan (KPP) melaporkan Majelis Hakim Peninjauan
Kembali (PK) perkara korupsi mantan direktur utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), Sudjiono Timan ke Komisi Yudisial. KPP menilai,
hakim yang menangani perkara ini melanggar kode etik.

Majelis hakim yang dilaporkan ke KY dalah Hakim Agung Suhadi, Hakim Agung Andi Samsan Nganro, Hakim Ad Hoc Abdul Latief, dan Hakim Ad Hoc Sofyan
Martabhaya. Keempatnya merupakan hakim pemutus perkara Sudjiono Timan di tingkat PK. Selain itu, KPP juga melaporkan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Soehartono yang menerima pengajuan PK  oleh istri Sudjiono Timan itu.

"Istri bukanlah ahli waris karena Sudjiono Timan masih hidup . Sampai saat ini tidak ada informasi atau keterangan yang menyebutkan dia telah
meninggal," ujar Erwin Natosmal Oemar di gedung Komisi Yudisial, Jakarta (30/8).

Erwin menuturkan jika upaya PK yang diajukan oleh istri Sudjiono Timan selaku ahli waris tidak sesuai dengan prosedur dan cacat hukum. Hal ini
bertentangan dengan pasal 263 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Majelis hakim, menurut Erwin juga tidak memperhatikan status buron yang disandang Sudjiono Timan. "Mustahil hakim tidak mengetahui status buron,
padahal informasi ini sering diberitakan oleh media cetak dan elektronik, juga pemberitaan resmi dari kejaksaan Agung dan interpol," lanjutnya.

Pengaduan KPP ini diterima oleh Komisioner KY bidang Rekrutmen, Hakim Taufiqurrahman Syahuri. Menurutnya, aduan KPP sekaligus memperkuat dugaan
kejanggalan dalam PK Sudjiono Timan.

"Kami mengapresiasi aduan dari KPP. Aduan ini benar semua, ada beberapa proses prosedural yang dilanggar," ujar Taufiq.

Sebelum menerima aduan, Komisi Yudisial sudah membentuk Tim Panel guna menyelidiki perkara ini.  Sejauh ini tim panel telah melakukan validasi dan
penelusuran awal. Selanjutnya, KY siap memanggil dua orang saksi yang mengerti dengan proses PK ini.

Sebelumnya pada Desember 2004, majelis Kasasi Mahkamah Agung telah menjatuhkan vonis 15 tahun dan denda Rp50 juta serta membayar uang
pengganti Rp369 miliar kepada Sudjiono Timan.

Sudjiono Timan diputus bersalah karena telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai direktur utama BPUI dengan cara memberikan pinjaman kepada Festival Company Inc. sebesar US$ 67 juta, Penta Investment Ltd sebesar US$ 19 juta, KAFL sebesar US$34 juta dan dana pinjaman Pemerintah (RDI) Rp98,7 miliar  sehingga negara mengalami kerugian keuangan sekitar Rp120 miliar dan US$ 98,7 juta. Putusan ini sekaligus menganulir putusan  PN Jakarta Selatan
yang melepaskan Sudjiono.

Namun, pada Januari 2012 Sudjiono melalui istrinya mengajukan upaya PK ke PN Jakarta Selatan. Akhirnya, pada 16 Juli 2013 Mahkamah Agung (MA)
memutuskan untuk mengabulkan permohonan PK Sudjiono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×