kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadiri KTT D8, Jokowi bahas vaksin hingga investasi


Jumat, 09 April 2021 / 04:59 WIB
Hadiri KTT D8, Jokowi bahas vaksin hingga investasi
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 Developing 8 atau D8 secara virtual dari Istana Negara, Kamis (8/4).


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 Developing 8 (D8).

Pada pertemuan tersebut, Jokowi mendorong pemerataan akses terhadap vaksin. Langkah ini dibutuhkan oleh setiap negara untuk mengakhiri pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi saat ini.

Jokowi bilang agar negara-negara D8 menolak nasionalisme vaksin dan membuka vaksin multilateral. Oleh karena itu dunia perlu untuk menggenjot produksi dan distribusi vaksin Covid-19.

"D8 harus terus dapat mendorong akses adil terhadap vaksin ketersediaan dan keterjangkauan vaksin yang merupakan kunci untuk keluar dari krisis ini," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Jokowi menghadiri KTT ke-10 D8 di Istana Negara, Kamis (8/4).

Transfer teknologi dalam rangka pengembangan vaksin juga diperlukan. Saat ini sejumlah negara yang tergabung dalam D8 tengah berupaya mengembangkan vaksin Covid-19 termasuk Indonesia.

Baca Juga: Jokowi: Dukungan ulama sangat penting dalam mengatasi pandemi Covid-19

Selain masalah vaksin, Jokowi juga mendorong terbangunnya kerjasama perdagangan antar negara D8. Hal itu dilakukan dalam upaya memulihkan ekonomi global yang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Potensi perdagangan antar negara D8 dapat mencapai US$ 1,5 triliun. Angka tersebut dapat memberikan kontribusi besar bagi pemulihan ekonomi global.

"Presiden mendorong fasilitasi perdagangan intra negara D8 dan meminta agar hambatan perdagangan harus diminimalisir," terang Retno.

Jokowi juga mengajak negara D8 untuk mendorong investasi. Terutama investasi di sektor ekonomi digital yang dapat berkembang dengan tingginya tingkat anak muda di negara D8.

"D8 memiliki potensi yang besar dan keunggulan demografi penduduk muda," jelas Retno.

Jumlah anak muda di negara D8 sekitar 323 juta orang atau sekitar 27,3% dari total populasi. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding penduduk muda negara G7 yang mencapai 135 juta orang atau sekitar 17,3% dari total populasi.

Sebagai informasi, pada KTT ke-10 D8 tahun ini mengusung tema partnership for a transformatif world harnessing the power of youth and technology. D8 merupakan kelompok 8 negara berkembang yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam.

Anggota D8 antara lain adalah Indonesia, Bangladesh, Turki, Iran, Malaysia, Mesir, Pakistan, dan Nigeria. Saat ini Bangladesh menjabat sebagai Ketua D8 setelah sebelumnya dijabat oleh Mesir.

Selanjutnya: Presiden Jokowi meminta porsi kredit UMKM ditingkatkan di atas 30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×