kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hadapi tantangan perubahan iklim, Sri Mulyani akan terapkan skema pendanaan campuran


Selasa, 14 Desember 2021 / 11:19 WIB
Hadapi tantangan perubahan iklim, Sri Mulyani akan terapkan skema pendanaan campuran
ILUSTRASI. Hadapi tantangan perubahan iklim, Sri Mulyani akan terapkan skema pendanaan campuran


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemnkeu) berkomitmen akan menerapkan skema pendanaan campuran (blended finance), sebagai upaya untuk mendukung isu climate change atau perubahan iklim.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pendanaan campuran tersebut dengan menggabungkan keinginan dan sumber daya yang berasal dari APBN, APBD, maupun BUMN, private sector, dan dari para filantropis di Indonesia hingga institusi bilateral dan multilateral.

“Inovasi yang paling penting dari kementerian keuangan adalah menciptakan blended finance dimana kita mendukung, untuk bisa bersama-sama mengaddress isu climate change secara konsisten dan penuh melalui sumber daya yang memadai,” tuturnya dalam webinar Hadapi bersama Perubahan Iklim dan strategi Hijau, Selasa (14/12).

Baca Juga: Penarikan utang tahun depan akan dilakukan fleksibel dan diperbanyak di kuartal I

Di sisi lain, dunia dihadapkan dengan tantangan pandemi covid-19 yang luar biasa. Global environment melalui tapering dan inflasi Global yang meningkat merupakan tantangan yang luar biasa. Namun menurutnya, hal-hal tersebut belum merupakan seluruh tantangan.

Perempuan yang akrab disapa Ani ini menyebut, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan global yang luar biasa rumit dan pengaruhnya juga sangat nyata, yaitu pemanasan global.

Adapun pada pertemuan Glasgow COP26, Sri Mulyani mengatakan Indonesia telah melakukan reformasi dan bertekad untuk menjadi bagian dari upaya global untuk menanggulangi dampak pemanasan global juga menghindari pemanasan global yang makin buruk.

Baca Juga: Sri Mulyani klaim masih punya Rp 1 triliun untuk biayai dampak bencana alam

“Tentu, hal ini bukan hanya untuk tujuan global tapi juga tujuan nasional. Karena Indonesia sebagai negara kepulauan jelas akan berdampak sangat luar biasa, apabila pemanasan global terjadi,” jelasnya.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah fokus dalam menerjemahkan komitmen nasional dan global agar menjadi aksi. Kunci yang penting di dalam menterjemahkan komitmen menjadi aksi adalah pembiayaan dan teknologi.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani : Transformasi energi tidak murah

“Sebagai Menteri Keuangan saya terus aktif di dalam forum global keuangan yang lain dalam koalisi Menteri Menteri Keuangan untuk melaksanakan aksi climate change ini menjadi sebuah policy action yang konkrit. Salah satunya adalah mendesain Energy Transition Mechanism atau ETM,” ujarnya.

Sebab, semua negara pasti akan membutuhkan konsumsi energi atau listrik yang semakin besar. Namun bagaimana kebutuhan energi yang makin tinggi tidak disertai dengan emisi CO2 yang makin tinggi atau buruk, sehingga menyebabkan climate change terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×