kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Hadapi revolusi industri 4.0, Indonesia butuh R&D


Selasa, 03 Juli 2018 / 20:56 WIB
Hadapi revolusi industri 4.0, Indonesia butuh R&D
ILUSTRASI. Revolusi Industri 4.0


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Menghadapi revolusi industri 4.0, masyarakat Indonesia ditantang untuk bersiap mengalami perubahan dalam berbagai sektor. Hal tersebut memungkinkan terjadinya pergeseran lapangan kerja yang harus disikapi dengan tepat.

Rektor Universitas Terbuka Ojat Darajat mengatakan revolusi industri 4.0 menjadi tema yang relevan menghadapi perubahan yang terjadi saat ini.

“Munculnya teknologi baru dalam data sains, kecerdasan buatan, revolusi industri memaksa pergeseran bagaimana kita bekerja, berkomunikasi dan memperoleh informasi,” kata Rektor Universitas Terbuka dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (3/7).

Ia menambahkan perubahan ini sedang terjadi, misalnya sistem pendidikan, kesehatan dan lainnya. Memungkinkan lahirnya pekerjaan baru dan menggeser pekerjaan lama.

Hal tersebut perlu disikapi dengan melakukan pemetaan pekerjaan baru yang meningkatkan daya saing dan persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di bidang pendidikan.

Menurutnya, sumber terobosan riset dan pengembangan mendukung revolusi industri 4.0. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing faktor utama mendukung revolusi industri 4.0.

“Saya mengajak wisudawan kembali ke daerah mengambil peran sehingga masyarakat mampu bersaing di era ini,” tambah Orat Darojat.

Ora menyampaikan hal tersebut dalam Wisuda Universitas Terbuka Tahun 2018 di Balai Sidang Universitas Terbuka, Tangerang Selatan. Asal tahu, Universitas Terbuka berhasil menjadi kontributor mahasiswa terbanyak di Indonesia. Jumlahnya mencapai 292.554 mahasiswa (data tahun 2018).

UT mendorong pemerataan akses pendidikan tinggi dengan membuka akses pada berbagai wilayah di Indonesia, termasuk WNI di luar negeri. Selain itu, 1.113 mahasiswa UT juga ada yang berasal dari luar negeri seperti Hong Kong, Malaysia, Taiwan, dan Korea Selatan.

Acara ini diikuti oleh sekitar 1.462 wisudawan dan wisudawati. Turut hadir Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Prof. Dr. Sholeh Hidayat, anggota senat dan guru besar Universitas Terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×