Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan semakin melemah pada tahun ini. Sehingga pemerintah perlu melakukan upaya khusus untuk menjaga momentum pemulihan, dan tetap waspada jika terkena imbas dari pelemahan ekonomi global tersebut.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, terdapat beberapa sektor yang akan menjadi tumpuan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Diantaranya, sektor makanan dan minuman, hotel dan restoran, industri pariwisata, dan sektor perdagangan seiring dengan dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Selain itu, pemerintah juga akan terus mendorong sektor industri khususnya hilirisasi, sektor pertambangan, sektor pertanian dan perkebunan khususnya sawit.
Selain itu, pemerintah juga masih akan tetap memberdayakan perekonomian domestik untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini karena, rata-rata konsumsi rumah tangga menyumbang 51% sampai dengan 53% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: Faisal Basri Sebut Kualitas Investasi Indonesia Kurang, Ini Alasannya
“Dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga, maka permintaan industri dalam negeri meningkat. Selain itu program BBI (Bangga Buatan Indonesia) akan terus didorong agar industri dalam negeri meningkat di tengah pelemahan ekonomi global,” tutur Iskandar kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).
Selain itu, hilirisasi industri berbasis sumber daya alam (SDA) juga akan ditingkatkan dengan mendorong peningkatan investasi melalui perbaikan iklim investasi melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Cipta Kerja.
Dengan dorongan di berbagai sektor tersebut, Iskandar yakin pertumbuhan ekonomi RI bisa tumbuh di kisaran 4,7% hingga 5,3%. Menurut dia, sumber pertumbuhan paling besar berasal dari konsumsi, investasi yang akan meningkat, dengan Perpu UU Cipta Kerja, serta kepastian iklim investasi yg lebih baik.
“Ekspor tahun ini masih akan meningkat walaupun pertumbuhannya akan lebih rendah dari 2022,” pungkas Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













