Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun istilah new normal atau kenormalan baru sudah familiar di telinga banyak orang di Tanah Air saat ini, tapi bukan berarti semua orang paham soal penerapannya. Bahkan, bentuk konkretnya masih menjadi teka-teki.
Sebagian masyarakat mungkin sudah menyimpulkan sendiri bahwa mereka akan segera menjalankan aktivitas seperti sebelum pandemi Covid-19, tapi dengan batasan dan standar tertentu yang akan diterapkan nantinya.
Salah satu kekhawatiran penerapan era new normal nanti adalah bakal banyak kerumunan masyarakat di titik-titik tertentu dan mengabaikan peringatan untuk tetap jaga jarak.
Untuk itu, Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti Nirwono Joga memberikan sejumlah saran kepada pemerintah bila new normal ini jadi diterapkan.
Pertama, mengimbau agar aktivitas bekerja, belajar dan beribadah tetap dari rumha, kalaupun harus kelur wajib menggunakan msker dan sarung tangan. “Kebiasaan selama ini seperti jaga jarak, cuci tangan dan hindari keramaian tetap harus dilakukan,” ujar dia kepada kontan.co.id, Rabu (3/6).
Kedua, bila kegiatan masyarakat harus berjalan seperti sediakala, maka pemerintah wajib menyiagakan mobil puskesmas keliling di sejumlah titik kumpul masyarakat seperti pasar dan pusat perbelanjaan.
Ketiga, pemerintah harus melakukan tes cepat atau rapid test secara acak kepada masyarakat yang dating ke tempat keramaian seperti pasar tradisional atau pusat perbelanjaan. “Bila ada yang positif Covid-19, tempat ini harus ditutup segera,” ujar dia.
Menurut dia, aktivitas ekonomi di perkotaan memang sangat penting dijalankan dan ini merupakan bagian dari bergulirnya new normal meski pandemi Covid-19 belum usai. Menurutnya, new normal yang merupakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bukan berarti mengabaikan aspek kewaspadaan masyarakat terhadap virus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News