kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Hadapi MEA, pendidikan dan pelatihan diperkuat


Kamis, 26 Maret 2015 / 00:15 WIB
Hadapi MEA, pendidikan dan pelatihan diperkuat
ILUSTRASI. Hasil Pembagian Grup 2023 PMGC, Format Pertandingan dan Jadwal Group Stage


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pondasi pendidikan formal dan pelatihan kerja harus disinergikan dalam mempersiapkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Keduanya menjadi syarat dasar agar para pekerja Indonesia mampu bersaing dengan para pekerja-pekerja dari negara lain yang dalam memperebutkan pasar kerja yang semakin ketat persaingannya.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, kunci dalam menghadapi persaingan dalam MEA adalah proses pendidikan formal dan pelatihan kerja yang memenuhi standar kompetensi kebutuhan kerja di dalam dan luar negeri.

Hanif mengatakan idealnya standar minimal kurikulum pendidikan formal di Indonesia harus disamalan dengan standar Negara-negara Asean lainnya. “Kita berharap lulusan pendidikan di Indonesia memiliki standar kurikulum yang sama dengan negara lainnya sehingga mampu bersaing dengan calon-calon tenaga kerja dari luar negeri," kata Hanif, Rabu (25/3).

Namun Hanif menambahkan standar pendidikan formal saja tidak cukup. Untuk melengkapinya dibutuhkan penguasaan standar kompetensi dan keterampilan tertentu sesuai dengan tuntutan pasar kerja dan kesempatan kerja yang tersedia.

Oleh karena itu jalur-jalur untuk peningkatan kompetensi tenaga kerja baik jalur pendidikan formal maupun jalur pelatihan kerja harus sama-sama diperkuat. Dari aspek penyiapan tenaga kerja kata Hanif pemerintah juga menekankan untuk peningkatan kompetensi keterampilan kerja melalui pelatihan kerja dengan memperkuat Balai Latihan Kerja (BLK).

“Kita terus upayakan agar BLK dapat berfungsi secara maksimal dan masyarakat diberi akses penuh dan mudah untuk berlatih keterampilan kerja di BLK, “ kata Hanif.

Bahkan kata Hanif saat ini pihaknya telah mereview agar BLK tidak lagi mensyaratkan standar minimal pendidikan formal yang tinggi dalam menerima masyarakat yang ingin berlatih di BLK dengan.

“Kita ingin pendidikan formal tidak lagi menjadi persyaratan wajib dalam mengikuti pelatihan kerja di BLK, sehingga para pengangguran dan pencari kerja yang lulusan pendidikan formal rendah seperti SD, SMP atau SMA bisa tetap berlatih di BLK, “ kata Hanif.

“Dengan meningkatkan kemampuan dan kompetensi SDM, maka investasi SDM akan menjadi primadona. Dan dengan menjadikan SDM sebagai primadona maka angkatan kerja Indonesia akan mampu menghadapi daya saing dunia kerja, “ kata Hanif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×