Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kerugian sektor pertanian akibat bencana alam erupsi gunung Sinabung dan gunung Kelud beberapa waktu lalu diperkirakan mencapai Rp 1,87 triliun.
Rinciannya, kerugian Rp 1,3 triliun - Rp 1,5 triliun akibat erupsi Sinabung, dan sisanya akibat erupsi Kelud. Kerugian tersebut dihitung dari biaya produksi petani dan luas lahan tanam.
Hal itu dipaparkan Menteri Pertanian Suswono dalam jumpa pers, kemarin (4/3). Dari data Kemtan yang dikumpulkan dinas-dinas pertanian daerah, diketahui luas tanaman petani yang rusak akibat erupsi Sinabung mencapai 50.921 hektare (ha) di 14 kecamatan. Namun, yang mengalami puso atau gagal panen dari luas tersebut sekitar 12.399 ha.
Sementara, total lahan rusak di Kabupaten Malang dan Kediri akibat erupsi Kelud seluas 17.330 ha yang mencakup total lahan puso seluas 4.821 ha.
Komoditas yang paling terimbas dari Kelud adalah hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, tomat dan nanas.
Yang jelas, kata Suswono, Kementrian Pertanian bakal menyalurkan bantuan pada petani dalam bentuk benih, pupuk dan sarana pertanian.
Suswono bilang, saat ini pemerintah telah menyalurkan bantuan senilai Rp 2,7 miliar untuk Sinabung. Wujudnya, benih sayuran untuk 183 ha, benih kopi senilai Rp 0,93 miliar untuk 92 ha serta alat dan mesin pertanian senilai Rp 1,17 miliar.
"Untuk benih kopi sedang proses administrasi bantuan sosial (bansos), sedangkan alat mesin sudah ada di dinas Kabupaten Karo dan segera dibagikan kepada kelompok tani," ujar Suswono.
Selain itu, Kemtan juga telah mengusulkan bantuan benih untuk 16 desa yang penduduknya telah pulang dan 3 desa yang penduduknya akan dipulangkan senilai Rp 42,6 miliar.
Dalam rapat kabinet terbatas beberapa pekan lalu, kata Suswono, telah diputuskan bahwa dana bantuan pertanian untuk petani korban Sinabung sebesar Rp 129 miliar.
"Dari dana kontigensi yang totalnya Rp 3 triliun," jelas dia. Sementara untuk Kelud, kata dia, masih dalam proses inventarisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News