Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pos Indonesia (Persero) memastikan penyaluran bantuan sosial Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) kepada 3,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan rampung sebelum Lebaran 2023.
Tak hanya itu, dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), data Keluarga Penerima Manfaat KPM yang direkam akan jauh lebih akurat.
Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal R Djoemadi menyatakan, pihaknya mendapat tugas kembali dari Kemensos untuk menyalurkan di tahap pertama kepada 1,1 juta KPM untuk 83 kabupaten/kota di Indonesia. Dari 1,1 juta KPM, PT Pos mendapatkan penambahan total menjadi 3,1 juta, hampir 3,2 juta KPM.
"Kini sekitar 80% tersalurkan. Kita masih punya waktu maksimal untuk menyelesaikan yang 3,2 juta KPM ini,” kata Faizal, dalam rilis ke Kontan.co.id, Minggu (16/4).
Dari data tersebut, Kemensos menambah lagi jumlah alokasi KPM, menjadi total 4,5 juta penerima. Faizal menyebutkan, penambahan data KPM yang diterima belakangan akan mulai dibayarkan setelah Lebaran karena waktu yang mepet.
Baca Juga: Buka cekbansos.kemensos.go.id, Kemensos Salurkan Bansos Jelang Idul Fitri
Sebanyak 4,5 juta KPM tersebut dialokasikan lebih banyak lagi dari yang semula 83 kabupaten/kota. Namun menjadi 514 kota/kabupaten, yang tersebar di seluruh daerah..
“Cara penyaluran masih menggunakan tiga cara, yaitu disalurkan di Kantorpos, melalui komunitas, atau diantarkan langsung ke rumah KPM (door to door) bagi KPM yang sedang sakit, lansia, disabilitas,” katanya.
Pos Indonesia melakukan pembaruan dalam teknologi perekaman data penerima bansos, yaitu menggunakan teknologi AI untuk memastikan keakuratan data.
“Berdasarkan pengalaman tahun 2022, saat itu kita terpaksa melakukan pengulangan perekaman data yang cukup masif. Karena ternyata perekaman data khususnya yang foto rumah kurang akurat. Jadi baik kualitas fotonya, akurasi fotonya, dan geo tagging-nya itu kurang akurat. Perekaman ulang ini cukup memakan waktu dan biaya,” kata Faizal.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Salurkan Bansos Ayam dan Telur
Memotret wajah tidak bisa kalau miring. Akan ditolak. Wajah harus lurus. Foto rumah, ya harus rumah yang difoto. Bukan pohon atau objek lain yang bukan rumah si KPM. Kemudian, geo tagging akan dibandingkan antara sebelum dengan setelahnya. Karena kejadian yang kemarin itu perekaman penerima di bulan September dan Desember orangnya sama, alamatnya sama, tapi geo tagging-nya selisih bisa 500 meter sampai 1 kilometer,” tuturnya.
Dengan bantuan penggunaan teknologi AI, Faizal optimistis data yang diterima akan jauh lebih akurat. "Ini kita perbaiki pakai AI. Pertama, akurasi foto baik wajah maupun rumah. Kedua, akurasi geo tagging. Mudah-mudahan dengan menggunakan teknologi AI, kita bisa melakukan perekaman data lebih akurat,” ujarnya.
Selain memanfaatkan teknologi AI, untuk mempercepat penyaluran bansos Pos Indonesia menambah jumlah petugas juru bayar dan memperpanjang waktu pelayanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News