Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
SUBANG. Nahas sekali nasib petani di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Meski tercatat sebagai salah satu daerah penyumbang beras nasional terbesar, petani Jabar ternyata memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Begitulah isi sambutan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada acara Pekan Padi Nasional III 2008 di Subang, Jabar. Heryawan pantas tak puas. Selama ini, para petani telah menjadikan Jabar mampu mempertahankan predikat lumbung pangan nasional di saat tingginya alih fungsi lahan.
Data produksi padi Jabar pada 2007 lalu, menunjukkan angka sebesar 10 juta ton gabah giling kering. "Ini berarti kontribusi terhadap produksi padi nasional lebih dari 18%," kata Heryawan, Kamis (24/7) kemarin. Berkaitan dengan target produksi padi nasional 2008, Jabar mentargetkan angka produksi beras sebesar 10,55 juta ton atau meningkat 550 ribu ton dari tahun lalu. Heryawan mengatakan raihan produksi itu BERASal dari 1,8 juta hektare sawah. Dengan kata lain, produktivitas rata-rata para petani Jabar sebesar 5,7 ton per hektare.
Namun, Heryawan mengaku mempunyai masalah berat untuk memenuhi target ini. Saat ini, irigasi di Jabar hampir 50% dalam kondisi rusak. Mulai rusak ringan, sedang, hingga berat. Tentu, Pemprov membutuhkan dana besar untuk merenovasi jaringan irigasi ini. Untuk itu, Heryawan meminta pemerintah pusat membantu perbaikan irigasi. "Saya mohon masalah ini menjadi perhatian bersama, termasuk Bapak Presiden," harap Heryawan. Selain itu, Jabar juga membutuhkan bantuan dalam hal sarana dan prasarana pertanian. Para petani di Jabar masih mengalami masalah ketersediaan pupuk, alat pengolah paska panen, pengering, penggilingan, dan pergudangan.
Heryawan merasa berhak mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk terus meningkatkan produktivitas para petani padi di Jabar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun berjanji akan memenuhi permintaan Heryawan. Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum tengah menggarap 70.000 hektare jaringan irigasi. "Tapi, perbaikan ini bertahap di seluruh Indonesia, tak mungkin sekaligus. Jadi, harap sabar," kata Presiden Pemerintah juga terus meningkatkan alokasi anggaran untuk subsidi pupuk dan benih. Besarnya subsidi pupuk tahun ini mencapai Rp 14,6 triliun dan meningkat menjadi Rp 20,6 triliun pada 2009. Sedangkan subsidi benih pada 2008 dan 2009 sebesar Rp 33 triliun dan Rp 35 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News