kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI yakin lima jamu andalannya bisa jaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi


Senin, 04 Maret 2019 / 15:05 WIB
Gubernur BI yakin lima jamu andalannya bisa jaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan ke level 6%, mengikuti kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed. Sebab kenaikan yang dilakukan The Fed membuat modal asing berbondong-bondong keluar.

"Kami harus menaikkan suku bunga sehingga investasi portofolio mulai masuk," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara memperingati hari jadi RSM Indonesia d Hotel Dharmawangsa, Senin (4/3).

Langkah yang diambil BI tersebut merupakan jamu yang menunjukkan pro stabilitas. Sedangkan empat jamu lainnya pro pertumbuhan ekonomi.

Pertama, BI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus bersinergi memastikan suku bunga kredit tidak ikut naik saat suku bunga acuan naik. OJK melakukan efisiensi dari perbankan dengan diferensiasi funding. Sedangkan BI melakukan operasi moneter dengan melakukan injeksi likuiditas pada Desember 2018 dan Januari 2019.

BI terus memantau perbankan untuk bisa memberikan ruang kredit yang cukup. Saat BI menaikkan suku bunga tahun lalu, jelas Perry, pihaknya menurunkan down payment. "KPA tumbuh 30%, dan KPR masih belum naik 8-9%," ujar Perry.

BI juga mendorong perbankan mengubah loan to deposit ratio (LDR) ke financing to funding ratio. Sehingga perbankan tidak hanya menggantungkan pada retail, tetapi juga menerbitkan obligasi bank dan medium term note (MTN)

Kedua, sistem pembayaran mendorong integrasi ekonomi keuangan digital untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), digital banking, interlink fintech dengan digital banking, serta inovasi, perlindungan konsumen, dan prosedur lain yang sejalan kepentingan nasional.

Ketiga, pendalaman pasar keuangan repo interest rate swap. Sehingga obligasi korporasi dan pemerintah bisa untuk instrumen jangka pendek untuk mendorong likuiditas.

Terakhir, BI mendorong keuangan ekonomi syariah sebagai bentuk model bisnis baru.

"Kalau hidup dalam tidak kepastian, harus bisa meramu jamu, stabilitas supaya badan sehat dan tetap tumbuh," ujar Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×