kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Gubernur BI: Rupiah Bisa Menguat Didukung Fundamental Ekonomi RI


Kamis, 17 November 2022 / 18:35 WIB
Gubernur BI: Rupiah Bisa Menguat Didukung Fundamental Ekonomi RI
ILUSTRASI. Rupiah bisa kembali menguat dengan dukungan dari fundamental ekonomi Indonesia


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah. Seperti diketahui, sepanjang pekan ini, rupiah cenderung melemah.

Di mana, rupiah spot ditutup melemah 0,4% ke Rp 15.663 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (17/11).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, fundamental tersebut diantaranya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat pada kuartal III-2022 sebesar 5,7%. Menurutnya pertumbuhan ini   termasuk tinggi jika dibandingkan sejumlah negara lain.

Di sisi lain, Inflasi tahunan Indonesia pada Oktober 2022 berada di level 5,71%. Meski masih tinggi, namun jika dibandingkan dengan beberapa negara maju, posisi inflasi Indonesia masih lebih rendah. Misalnya saja, inflasi Inggris yang ada di level 10%, dan inflasi AS yang berada di atas 8%.

Baca Juga: Terjelembab, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.663 Per Dolar AS Hari Ini (17/11)

“Negara-negara lain juga inflasinya masih tinggi, sementara inflasi kita (5,71% di Oktober) masih lebih rendah,” kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (17/11).

Faktor lain yang bisa menopang pergerakan rupiah datang dari neraca pembayaran dan juga transaksi berjalan terkini yang masih dalam kondisi surplus.

Pun dengan imbal hasil dari pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) jika dibandingkan dengan US Treasury tetap menarik didukung oleh fundamental rupiah yang menguat.

Lebih lanjut, Perry bilang, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

“Ini agar kondisi fundamental tetap terjaga dan lebih dari itu agar inflasi bisa terkendali,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×