Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Intensnya komunikasi Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali, Aburizal Bakrie, dengan Presiden Joko Widodo dan Istana semakin menimbulkan tanda tanya. Saat ini, partai oposisi yang cukup intens berhubungan dengan Istana hanya Partai Golkar. Apakah ini sinyal Golkar akan berubah haluan koalisi?
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan menilai, intensitas komunikasi itu tak serta-merta menjadi sinyal dari Golkar akan merapat ke pemerintah. Dia juga menyebutkan Aburizal hanya memberikan masukan.
"Ya enggak juga. Program pemerintah Jokowi kan, tidak hanya bicara pertumbuhan ekonomi, tapi juga pemerataan, sama mungkin dengan visinya Pak Ical," kata Luhut, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/1).
Aburizal diketahui bertemu dengan Luhut siang tadi. Pertemuan itu adalah untuk ketiga kalinya dilakukan Aburizal dalam upaya menjalin komunikasi dengan pemerintah.
Sebelumnya, Aburizal bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 12 Januari dan sehari kemudian Aburizal bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan itu, Luhut mengakui, salah satunya ialah menyinggung konflik yang tengah dihadapi Golkar.
"Kalau bicara soal Golkar, kita bicara sebagai teman. Pada dasarnya, Pak Ical ingin islah. Kita lihat saja hasilnya," kata mantan anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu.
Pada pertemuan tadi siang, Aburizal hadir seorang diri. Mengenakan kemeja kotak-kotak warna biru, ia keluar dari Gedung Bina Graha yang menjadi Kantor Luhut, menuju mobil pribadinya. Namun, Aburizal membantah pertemuan itu membahas konflik Golkar.
"Enggak bicara Golkar. Tadi enak makannya sama Pak Bagyo, bekas Rektor ITB, dan Pak Luhut. Bicara macam-macam," kata dia.
Menurut Aburizal, hal yang dibahas dalam pertemuan itu soal RAPBN-P 2015 yang kini tengah dibahas di parlemen. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News