kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Giliran Anas serang Ibas


Jumat, 28 Maret 2014 / 22:02 WIB
Giliran Anas serang Ibas
ILUSTRASI. Drone Iran selama latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran, dalam gambar selebaran ini diperoleh pada 24 Agustus 2022.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Setelah memberikan serangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyerang puta SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono ayau Ibas. Melalui pengacaranya, Firman Wijaya, Anas menyebut Ibas pernah menerima uang sebesar US$ 200 ribu.

"Hari ini ada info penting yang diberikan Anas Urbaningrum bahwa Mas Anas menyampaikan bahwa Mas Ibas terima uang US$200 ribu," kata Firman usai menemani kliennya menjalani pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (28/3).

Lebih lanjut Firman mengatakan bahwa uang tersebut diyerima Ibas di wilayah Ciasem, Jakarta. Informasi tersebut pun telah tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Meski demikian, ketika ditanyai awak media terkait apa penerimaam uang tersebut, Firman enggan membeberkan. Firman hanya bilang bahwa penerimaan uang tersebut terkait banyak hal.

"Sabar kita akan berikan minggu depan," kaya Firman.

Seperti diketahui, hari ini Anas menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjeratnya. Anas menjalani pemeriksaan selama sekitar tujuh jam terkait kasus tersebut.

Usai menjalani pemeriksaan, Anas kembali menyebut-nyebut ihwal dana kampanye bodong Partai Demokrat dalam Pilpres 2009. Anas membenarkan dirinya tak mengurusi soal dana kampanye tersebut.

"Saat itu memang saya tidak tahu. Saya tidak urusi itu. Tapi kira- kira 10 bulan lalu saya tahu. Dan setelah saya pelajari dari data-data (hasil audit independen) ini,  saya validasi sendiri, ini menarik, banyak yang ganjal. Oleh karena itu saya serahkan ke KPK," kata Anas.

Anas juga membenarkan bahwa dana hasil audit memang telah rampung. "Betul itu sudah selesai secara administrasi pemilu. Tapi setelah dipelajari ini baru masalah hukummnya," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×