kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Gerindra: Program 3.000 km jalan dan rel baru


Selasa, 11 Maret 2014 / 14:35 WIB
Gerindra: Program 3.000 km jalan dan rel baru
ILUSTRASI. BPOM merilis daftar sirup obat yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Partai yang didirikan Prabowo Subianto ini tampaknya sudah siap dengan program-program unggulan yang pada hajatan pemilihan umum (pemilu) 2014. Jika nantinya mampu memenangkan di hajatan politik kali ini partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), menyiapkan program pembangunan infrastruktur.

Pertama, Partai Gerindra janji untuk mendorong pelaksanaan program ambisius membangun 3.000 kilometer (km) jalan nasional baru di seantero negeri. Program ini didorong fakta di lapangan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 panjang jalan di Indonesia mencapai 501.969 km dimana 285.252 km aspal dan bukan aspal 216.717 km. "Baru 56,8% jalan nasional yang sudah beraspal. Kami fokus pada target ini," kata Anggota Dewan Pakar Gerindra, Endang Setyawati Tohari.

Selanjutnya, yang tak kalah ambisius adalah mendorong pembangunan jalur rel kereta api baru sepanjang 3.000 km. Sebagai catatan, panjang keseluruhan jalur kereta api di Indonesia adalah 7.583 km. Lebih dari 2.500 km jalur KA  ditutup, karena dianggap tidak menguntungkan bila dioperasikan.

Gerindra punya alasan tersendiri dengan programnya ini. Endang menegaskan program ini tidak lain komitmen partai berlambang kepala garuda ini mendukung penuh proyek angkutan massal. "Kereta api bisa jadi alat transportasi andalan," kata Endang.

Wakil Ketua Gerindra, Fadli Zon, menambahkan bahwa selagi menunggu realisasi proyek Mass Rapid Transportation (MRT) yang berbasis kereta api, pemerintah bisa melakukan kebijakan jangka pendek dengan mengoptimalkan transportasi integrasi lainnya seperti Transjakarta. "Menambah jumlah armada bus dan membiasakan warga beralih ke transportasi massal," katanya

Gerindra pun tak mengesampingkan proyek infrastruktur transportasi lainnya seperti program revitalisasi pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu, infrastruktur yang berkaitan erat dengan tenaga listrik dan telekomunikasi.

Kedua, mempercepat pembangunan infrastruktur strategis seperti irigasi di pedesaan dan pelabuhan perikanan di pesisir. Ini berkaitan sesuai tujuan ketahanan dan kemandirian pangan yang dicita-citakan Gerindra.

Gerindra menyoroti langkah pemerintah saat ini yang sangat mudah memutuskan kebijakan impor pangan yang alih-alihnya ketahanan pangan. Padahal, Gerindra memandang semestinya pemerintah melakukan kebijakan strategis. "Mengisi kekosongan itu kami tawarkan program strategis ini," jelas Endang.

Ketiga, mengembangkan infrastruktur pendukung pulau-pulau terluar. Tujuannya mendorong pertumbuhan perekonomian lebih merata.

Keempat, Membangun infrastruktur, fasilitas pendukung dan kawasan industri nasional termasuk industri maritim dan pariwisata.

Seluruh program ini bisa terealisasi jika didukung penuh dengan political will pemerintah. Gerindra mengapresiasi postur anggaran infrastruktur APBN 2014 tembus
Rp 206 triliun. Jumlah itu tumbuh 11,77% ketimbang anggaran infrastruktur APBN P 2013. Singkatnya, Gerindra ingin memastikan langkahnya ekonomi pro rakyat.                   

Asal tidak menafikan transportasi laut

Pengamat Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latief Adam menilai program Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di sektor infrastruktur dan transportasi tak ubahnya program yang didengungkan partai lain. Baik yang ditawarkan masa kini atau masa lampau.

Tapi, Latief mengapresiasi rencana Gerindra membangun jalan raya dan jalan kereta api yang masing-masing ditargetkan sepanjang 3.000 km. Ini untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur transportasi di Indonesia.

Namun, rencana tersebut berpotensi menafikan Indonesia sebagai negeri kepulauan. "Untuk mempercepat konteks pembangunan, maka skala prioritas harus difokuskan di kelautan seperti pelabuhan," ujarnya.

Pembangunan pelabuhan menjadi satu opsi agar disparitas pembangunan antara Pulau Jawa dengan pulau lainnya bisa diminimalisasi sehingga bisa meningkatkan daya saing perekonomian daerah tersebut.

Senada juga disampaikan oleh pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai sebagai partai besutan Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Gerindra seharusnya lebih fokus pada pembenahan infrastruktur bidang pangan ketimbang membangun jalan raya dan jalan rel kereta api.

Enny menilai, di tengah kondisi Indonesia saat ini, kebutuhan pangan menduduki prioritas nomor wahid, disusul energi, kemudian transportasi. Semestinya, Gerindra tidak cukup pada program infrastruktur irigasi semata. Tetapi juga membentuk sistem kelembagaan yang baik untuk kaum tani.

Soal transportasi, misal menambah jumlah armada bus Transjakarta memang bisa menjadi pilihan. Tapi yang paling penting, Gerindra harus mendorong perbaikan kualitas pelayanan. "Kondisi bus setidaknya 70%  tidak layak," tutupnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×